ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kasus terkonfirmasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Riau dalam dua pekan terakhir meningkatkan tajam.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Cabang Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan MKes (Epid) mengatakan, meningkatnya kasus terkonfirmasi di Riau dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor pertama, proses penularan Covid-19 tetap terjadi di Riau karena 80 persen penderita Orang Tanpa Gejala (OTG), sehingga sulit terdeteksi. Kedua kontak traking semakin baik rata-rata 20-100 orang. Ketiga testing semakin masif namun belum merata di semua kabupaten/kota.
Keempat, meningkatkan mobilitas penduduk dari dan ke zona merah, baik penduduk Riau maupun luar Riau.
"Kita tahu di Sumatera Utara itu banyak ada lima kabupaten/kota yang zona merah. Kemudian Pelembang, Sumatera Selatan," ujarnya.
Kelima isolasi mandiri di rumah kurang efektif. Keenam disiplin terhadap protokol kesehatan masih rendah.
Ketujuh, masih ditemukan klaster kantor dan tempat kerja sebagai sumber penularan baru Covid-19, termasuk di fasilitas kesehatan.
Delapan, terbatasnya pengetahuan dan pemahaman kabupaten/kota tentang pedoman pengendalian Covid-19 di Indonesia. Sembilan lemahnya koordinasi pemerintah kabupaten/kota.
Sepuluh, belum maksimalnya keterlibatan kabupaten/kota dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19.
Sebelas, belum dilakukan evaluasi reguler per 2 minggu terhadap indikator yang ada, seperti epidemiologi, sistem palayanan kesehatan, dan surveilen kesehatan masyarakat.
Terakhir, penegakan sanksi hukum terhadap pelanggaran protokol kesehatan baru dilaksanakan di Kota Pekambaru. Sedangkan daerah lain belum.