Ilustrasi (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
|
(CAKAPLAH) - Ketua Satuan Tugas Kesiapsiagaan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban mengatakan kondisi penularan virus corona (Covid-19) di Indonesia, khususnya DKI Jakarta pada pekan ini amat serius.
Hal itu disebabkan karena terjadi peningkatan rasio kasus positif Covid-19 atau positivity rate pada pekan lalu di DKI Jakarta. Rasio kasus positif di DKI Jakarta pada dua pekan lalu berkisar diantara 5,7 persen, namun baru-baru ini naik menjadi 8,7 persen.
"Kondisi sekarang untuk Indonesia terutama DKI Jakarta amat serius. Karena pertama, positivity rate naik, dari 5 persen ke 8 persen, sementara untuk Indonesia 15,5 persen, artinya tiap kali pemeriksaan ketemu positif lebih banyak dari sebelumnya," kata Zubairi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (14/8).
Zubairi mewaspadai peningkatan kasus Covid-19 pada September 2020. Ia mencermati kenaikan kasus setiap harinya berkisar antara 1.500 kasus hingga 2.000 kasus.
Menurutnya, peningkatan kasus positif akan berdampak pada bertambahnya pasien di rumah sakit. Di sisi lain, kata Zubairi, banyak rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah penuh.
"Kalau kenaikan dari hari ke hari di atas 1.500, ada kemungkinan sebulan lagi kasus mencapai 200 ribu lebih. Nah apakah sekarang kita siap? Kalau sekarang saja sudah penuh (rumah sakit), ditambah dua kali ya bisa bayangkan beratnya masalah untuk bulan September nanti," ujarnya.
Lebih lanjut, penemu kasus HIV/AIDS pertama kali di Indonesia ini menyarankan langkah antisipasi yang dapat diambil pemerintah untuk mempersiapkan kondisi terburuk, apabila terjadi lonjakan kasus dan penambahan pasien di rumah sakit.
Pertama adalah menambah jumlah rumah sakit rujukan, terutama di wilayah DKI Jakarta yang mencatat pertambahan kasus Covid-19 yang tinggi setiap harinya.
"Kalau memang penuh (di Jakarta), RS rujukan ditambah, dari 59 dikatakan jadi 100, memang perlu antisipasi ini untuk bulan depan," katanya.
Kemudian, langkah kedua menyiapkan sistem informasi antar rumah sakit rujukan untuk memudahkan proses perujukan antar rumah sakit. Dengan sistem ini juga diharapkan penanganan pasien bisa lebih cepat tanpa perlu mencari-cari RS rujukan.
"Membuat sistem informasi antar RS rujukan harus lebih jelas supaya pasien tidak mencari-cari RS rujukan, padahal ada yang kosong. Penanganan juga lebih cepat," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan terjadi peningkatan rasio kasus positif. Rasio kasus positif di DKI Jakarta awalnya hanya sedikit lebih tinggi di atas rata-rata rasio kasus positif global yakni 5,7 persen,
Sementara WHO mencatat standar rasio kasus positif sebesar 5 persen. Namun selama pekan ini, rasio kasus positif di Jakarta mencapai 8,7 persen,
"Positivity rate di DKI Jakarta cenderung meningkat selama sepekan terakhir, yaitu di angka 8,7 persen," ungkap Anies dalam keterangan resminya, Kamis (13/8).
Selain rasio kasus positif, ia juga mengatakan bahwa terjadi tren peningkatan ruang isolasi dan ICU di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta selama dua pekan terakhir.
Sampai saat ini, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rumah sakit di Jakarta sudah mencapai 65 persen. Sedangkan kapasitas ruang ICU dari 483 tempat tidur, saat ini 67 persen sudah terisi dengan pasien Covid-19.
Sementara jumlah kasus positif di DKI Jakarta menurut laporan Satgas Covid-19 per 13 Agustus menjadi yang tertinggi di Indonesia, yaitu sebanyak 27.761 kasus. Dari data tersebut, sebanyak 17.836 orang sembuh dan 970 orang meninggal dunia.
Sedangkan secara nasional, kasus positif virus corona mencapai 132.816 orang per kemarin. Dari jumlah tersebut, sebanyak 87.558 orang di antaranya telah sembuh dan 5.968 orang meninggal dunia.