Kapitra Ampera. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
|
(CAKAPLAH) - Politikus PDI Perjuangan, Kapitra Ampera menuding gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) lahir karena imbas kekalahan dalam sebuah ajang kontestasi politik.
Hal itu ia sampaikan untuk merespons beberapa tokoh nasional yang mendeklarasikan lahirnya KAMI di tugu Proklamasi, Selasa (18/8/2020).
Kapitra menilai KAMI sedang berusaha meraih kekuasaan namun tak berani meraihnya melalui mekanisme yang diterapkan dalam sistem demokrasi Indonesia.
"Gerakan yang hadir karena kekalahan dalam kontestasi politik, dan berusaha untuk memiliki kekuasaan dalam politik, namun tidak berani melalui sistem demokrasi dan pemisahan kekuasaan yaitu melalui check and balances antara eksekutif dan legislatif," kata Kapitra dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (18/8)
Kapitra mencurigai KAMI hanya semata-mata dibentuk sekadar gerakan politik bagi para tokoh-tokoh yang bergabung di dalamnya. Bukan sebagai sebuah gerakan yang dibuat untuk menyelamatkan Indonesia.
Kapitra menilai hal itu terlihat dari aktor-aktor yang berpartisipasi dalam gerakan tersebut justru tokoh yang selalu berseberangan dengan Joko Widodo pada Pilpres 2019.
"Aktor-aktornya bukan lah orang lama, namun orang-orang yang pada pesta demokrasi kemarin ikut menjadi aktor berseberangan dan selalu mendiskreditkan Jokowi," kata Kapitra.
Di sisi lain, Kapitra turut mengkritisi narasi KAMI yang menggunakan istilah 'gerakan moral' dalam jati diri perjuangannya tersebut. Diketahui, KAMI menyatakan dirinya sebagai gerakan moral rakyat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen.
Kapitra menegaskan narasi tersebut tak pantas dan sangat rendah karena gerakan KAMI tersebut lebih menonjolkan semata-mata pada kompetisi politik.
"Gerakan ini adalah gerakan yang sejak semula kita tahu telah ada, namun dengan cover baru dan terinstitusionalisasi," kata Kapitra.
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin mengakui gerakan yang diinisiasi tak bisa dilepaskan dengan politik.
Eks Ketua Umum PP Muhammadiyah itu mengakui KAMI akan turut berpolitik, namun dengan berbasis nilai-nilai moral yang bertujuan mencapai kesejahteraan dan keadilan seluruh rakyat Indonesia.
"Gerakan moral tidak sepi dari politik, iya. Kita juga berpolitik tetapi politik berbasis nilai-nilai moral. Oleh karena itu, mari bergabung," kata Din.
Oleh sebab itu, ia mengajak ratusan anggota dan deklarator KAMI yang hadir pada pagi ini untuk tetap melanjutkan gerakan moral ini apapun yang terjadi.
Din yang pada 2018 lalu mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Joko Widodo ini sekaligus menegaskan bahwa KAMI tidak akan berhenti berjuang dan bergerak meski berpotensi mendapat ancaman dan intimidasi.
"Sangat mungkin ada yang tidak suka dengan kita, sangat mungkin bahkan sudah ada gejala dan gelagatnya ingin menghalangi kita. Sangat mungkin ada tekanan intimidasi dan berbagai bentuk rekayasa yang ingin menggembosi gerakan ini," kata Din.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Nasional |