BANGKINANG (CAKAPLAH) - Gubernur Riau mengingatkan Kabupaten Kampar yang kini masuk zona orange bersama Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak agar lebih gencar lagi melaksanakan tes swab guna mencegah penyebaran Covid-19.
Penegasan itu disampaikan Gubernur Riau H Syamsuar dalam kegiatan asistensi dan kunjungan kerja Gubri dan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Riau di Balai Bupati Kampar, Jalan Prof. M Yamin, SH Bangkinang, Rabu (19/8/2020).
Ikut serta dalam kunjungan ini Komandan Korem 031/Wirabima Brigjen M Syech Ismed, Kapolda Riau Irjen Pol. Agung Setya Imam Efendi dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Riau.
Gubri Syamsuar di hadapan Bupati Kampar menyarankan agar tes swab diutamakan kepada orang tua yang rentan terkena penyakit dan orang-orang yang selalu bersentuhan dengan masyarakat, termasuk para pegawai pemerintah daerah.
"Pekanbaru, Siak dan Kampar masuk zona orange. Kalau sudah orange kita tak ingin jadi zona merah. Kalau zona merah, besar kerjanya. Dengan kehadiran kami di Kampar ada ikhtiar kita bersama mengawal Covid-19," ulas mantan Bupati Siak sekaligus menjelaskan alasan kunjungannya ke Kampar bersama forkopimda Riau.
Gubri membeberkan, untuk kasus positif terjadi peningkatan signifikan sejak Juli hingga Agustus. "Satu bulan saja hampir tiga ratus persen. Yang tertinggi di Siak 31 Juli sampai kemarin lebih 400 persen. Dari 58 jadi 200 lebih," beber Syamsuar.
Begitu juga dengan Kampar. Peningkatannya sangat tinggi, dari 46 orang hingga 114 orang positif di Kampar. Peningkatannya nomor dua di Riau. Namun Syamsuar menyoroti rendahnya tracing di Kampar.
"Seratus persen lebih dalam waktu tak sampai satu bulan. yaitu 31 Juli sampai 18 Agustus. Jumlah tracing di sini kurang. Kenapa Sumbar berhasil, karena tracingnya sampai lima puluh ribu orang lebih," terangnya.
Gubri khawatir bila penanganannya salah bisa menjadi bom waktu. "Yang memenuhi syarat, Pekanbaru, Dumai dan Siak tapi belum memenuhi standar. Kapan-kapan bisa jadi bom waktu apalagi kapasitas rumah sakit di sini cuma lima belas orang. Kalau tak ada pengamanan Pekanbaru ya kapok," katanya.
Riau sejauh ini telah siapkan 48 rumah sakit untuk penanganan Covid-19 dengan 350 bad. Fasilitas yang disiapkan Pemprov Riau sebanyak 1.000 bad lebih dan masih dipertahankan. "Siapa tahu nanti jumlahnya membludak. Oleh sebab itu kita lebih mengkaji susahnya daripada gampangnya," tegas Ketua DPD Partai Golkar Riau itu.
Lebih lanjut dikatakan, Pemprov Riau pada 4-5 Agustus kemarin telah melakukan tes swab terhadap 5.000 orang lebih. tapi hanya dua orang yang positif. "Harus kita berani menguji ini. Kalau tidak terjadi ledakan yang tidak kita harapkan," katanya.
Ia menambahkan, semua negara melakukan 3 M (mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak). Tapi pelaksanaannya tak terlepas dari 3 T yaitu tracing (menyusuri kontak), tracking (mengendalikan wabah) dan treatment. "Itulah obatnya," tegas Syamsuar.
Ia juga meminta ada gerakan masker dan kegiatan penyuluhan di Kampar. Bupati diminta menugaskan camat, kepala desa dan ketua PKK desa.
Sementara Bupati Kampar H Catur Sugeng menyampaikan, kunjungan Gubri dan Forkopimda Riau memiliki dampak yang besar dan positif bagi Kampar.
Dalam kesempatan ini Catur mengekspose kegiatan selama pandemi Covid-19 yang dilaksanakan Pemkab Kampar. Hanya saja jumlah pasien yang terkonfirmasi positif hingga 18 Agustus 2020 berbeda angkanya dengan yang disampaikan Gubri. Jika Gubri menyebutkan 114 orang, Bupati Kampar menyampaikan 113 orang.
Dari jumlah tersebut sebanyak 22 orang masih dirawat dan pasien sembuh sebanyak 92 orang dan meninggal dunia satu orang. Mereka dirawat di kawasan wisata Stanum, RSUD Bangkinang dan di Pekanbaru.
Ia menyampaikan, sejauh ini Kampar telah melakukan penguatan sumber daya manusia, pelatihan dokter, perawat analis, surveilen untuk penanganan Covid-19 serta pembekalan kepada kepala Puskesmas.
Kampar juga menyediakan tenda posko sebanyak 10 unit, peralatan medis, logistik, obat dan mobil ambulan.
Untuk anggaran, Kampar telah melakukan recofusing sebanyak Rp 18 miliar lebih. Selain itu anggaran dari pemerintah pusat Rp 4,9 miliar sehingga totalnya Rp 23 miliar lebih.
Untuk tindakan pencegahan, telah melakukan sosialiasi pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pada masa new normal baik secara langsung maupun melalui media. Selain itu berkoordinasi dengan satuan tugas provinsi.
Tenaga medis di Kampar juga siaga 24 jam di Puskesmas, adanya pos kesehatan di beberapa titik, menerapkan protokol kesehatan di tempat keramaian termasuk di tempat ibadah dan memantau masyarakat yang keluar masuk Kampar.
Sebagai langkah penanggulangan, Kampar telah melakukan rapid massal, dan tes swab, termasuk terhadap orang yanh kontak erat dengan pasien positif.
Berkaitan penerapan sanksi bagi yang tidak menggunakan masker, Bupati Kampar menyebutkan, Kampar masih menunggu terbentuknya peraturan daerah (Perda) dengan tetal merujuk ke provinsi berkenaan sanksi protokol kesehatan disamping mempersiapkan peraturan bupati (Perbup).
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, Kabupaten Kampar |