(CAKAPLAH) - Semenanjung Malaya (Federation of Malaya) akan merayakan 63 tahun kemerdekaannya yaitu pada 31 Agustus 2020 besok. Pada 31 Agustus 1957 yang lalu merupakan peristiwa sejarah bagi Semenanjung Malaya yaitu meraih kemerdekaan dari Inggris. Sebelum dikenali sebagai Malaysia saat ini, dulunya dikenali dengan sebutan Semenanjung Malaya merujuk kepada negeri negeri Melayu yaitu dari negeri-negeri dari Johor Bahru hingga negeri Kelantan yang berbatasan dengan Negara Thailand di Selatan. Wilayah Semenanjung Malaya dikenal sebagai Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya). Peristiwa sejarah pertama adalah Kemerdekaan Tanah Melayu yaitu pada tanggal 31 Agustus 1957. Tulisan ini mencoba menjelaskan kedudukan sejarah dan negeri-negeri di Malaya yang akhirnya melahirkan kemerdekaan dan sebutan Semenanjung Malaya dari awal kemerdekaan hingga tahun 1963.
Dalam Semenanjung Malaya, ada 9 Negeri Melayu. Negeri-negeri Melayu tersebut memiliki Raja. Sebutan Yang di-Pertuan Agong adalah gelar bagi Raja dalam Persekutuan. Jabatan tersebut, bergulir dalam setiap lima tahun antara 9 negeri tersebut. Semenanjung Malaya telah melakukan pemilihan raja sejak merdeka dari Inggris tahun 1957. Dalam tatanan pemerintahannya bersifat unik yaitu Raja dipilih oleh dan digilir di antara para raja-raja dari 9 negara (negeri) bagian tersebut. 3 negara bagian lain tak dipimpin oleh Raja yaitu negeri Malaka (Malacca), Singapura dan Pulau Penang.
Dalam semenanjung Malaya ada beberapa negara bagian (negeri) adalah Johor Bahru, Kedah, Kelantan, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Selangor dan Terengganu kemudian 3 negeri Selat yaitu Melaka (Malacca), Pulau Penang dan Singapura (Temasek). Namun dalam perjalanannya, Singapura yang tergabung dalam Persekutuan Malaya, dikeluarkan dari Semenanjung Malaya pada 9 Agustus 1965. Dalam sejarahnya Semenanjung Malaya (Federation of Malaya) tersebut dikenal pula dengan sebutan Malaysia Barat. Dalam perkembangannya, Malaysia Barat lebih maju ketimbang Malaysia Timur berhubung Malaysia Barat lebih awal merdeka yaitu pada 31 Agustus 1957 sedangkan Malaysia Timur baru merdeka dan bergabung dalam Federasi Malaya pada 16 September 1963.
Persekutuan Malaysia
Sejak Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam semenanjung Malaya pada 16 September 1963, semenjak itu pula sebutan Malaya berganti dengan nama Malaysia. Baru bergabung ke dalam Malaysia pada 16 September 1963. Sejarah mencatat bahwa semenjak abad ke-19, Lord Brassey, seorang Kompeni Inggris di Borneo (Pulau Kalimantan) telah merencanakan penyatuan antara negeri-negeri di Borneo yaitu Sabah dan Sarawak, negeri-negeri Melayu dan negeri-negeri Selat (Malaka (Malacca), Pulau Penang serta Temasek (Singapura). Oleh sebab itu, perlu 6 tahun menunggu integrasinya Sabah dan Sarawak ke dalam Persekutuan Malaysia.
Bergabungnya Sabah dan Sarawak ke Persekutuan Malaysia pada 16 September 1963
tentunya melalui proses yang panjang. Sebelum kedua wilayah di Pulau Kalimantan (Malaysia menyebutnya Borneo) tersebut bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia secara resmi, Sabah dan Sarawak turut diawasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations). Sebelum Sabah dan Sarawak berintegrasi ke dalam Persekutuan Malaysia, pada 8 Juli 1963 bertempat di London, Inggris telah dilakukan perjanjian untuk bergabungnya Sabah dan Sarawak ke dalam Persekutuan Malaysia. Sejak penandatanganan tersebut, PBB telah mengirim utusannya, Lawrence Michaelmore ke Sabah dan Sarawak pada 16 Agustus hingga 5 September 1963 untuk melihat kesiapan rakyat Sabah dan Sarawak untuk bergabung secara resmi ke dalam Persekutuan Malaysia.
Mayoritas rakyat Sabah dan Sarawak setuju untuk bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia yang awalnya akan dilakukan pada 31 Agustus 1963 yang merupakan 6 tahun perayaan Hari Kebangsaan Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya), namun diundur hingga pada 16 September 1963. Ini berarti bahwa bergabungnya Sabah dan Sarawak telah melalui proses dan mekanisme yang difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations). Undang-undang Malaysia mengenal 2 Perlembagaan Persekutuan yaitu Pelembagaan untuk Persekutuan Tanah Melayu (Semenanjung) dan untuk Sabah dan Sarawak (Borneo) yaitu Perlembagaan Persekutuan Malaysia. Perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu diperkenalkan pertama kali pada hari Kemerdekaan, 31 Agustus 1957 dan Perlembagaan Persekutuan Malaysia diperkenalkan pada hari Malaysia, 16 September 1963, ketika Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam Federasi Malaysia.
Perlembagaan tersebut lebih banyak mengatur tentang peran dan kedudukan Sabah dan Sarawak dalam perlembagaan Malaysia. Perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu belum mengatur untuk Negeri Sabah dan Negeri Sarawak ketika wilayah tersebut belum bergabung. Namun setelah bergabungnya, Sabah dan Sarawak pada 16 September 1963, Perlembagaan Persekutuan Malaysia mengatur tentang kedudukan, hak serta kewenangan negeri Sabah dan Sarawak. Ada lebih kurang 20 kewenangan yang akan menjadi kewenangan Negeri Sabah dan Sarawak ketika bergabung dalam Persekutuan Malaysia. Kewenangan tersebut seperti dalam hal kebebasan agama, imigrasi, pelajaran, kerakyatan, Dewan Undangan Persekutuan negeri Sabah dan Sarawak, Perlembagaan, kuasa membuat Undang-undang, Masalah Tanah, Majelis negara bagi negeri-negeri Sabah dan Sarawak, Masalah Keuangan negeri Sabah dan Sarawak, Pemilihan umum (pilihanraya), kehakiman, Pelayanan dasar, Bahasa kebangsaan, hak Istimewa bumiputera, peraturan-peraturan dalam masa peralihan.
Undang-undang yang berlaku saat ini (perlembagaan persekutuan tanah melayu), Perjanjian-perjanjian keuangan dan bantuan dari luar negeri dan perlindungan perlembagaan. Dari sekian kewenangan tersebut, yang menjadi kewenangan utama negeri Sabah dan Sarawak yaitu kewenangan agama, imigrasi, bahasa kebangsaan dan hak istimewa bumiputera. Agama islam merupakan agama resmi dalam Persekutuan Malaysia, namun di negeri Sabah dan Sarawak jaminan untuk memeluk selain agama Islam dijamin dalam pelembagaan persekutuan. Malaysia. Jaminan kebebasan beragama dilindungi oleh perlembagaan Persekutuan Malaysia. Oleh sebab itu, keunikan Malaysia dapat dilihat dari perayaan Kemerdekaannya yaitu hari Kemerdekaan pada 31 Agustus dan Hari Malaysia pada 16 September setiap tahunnya.
Penulis | : | Hasrul Sani Siregar SIP MA, Alumni IKMAS, Malaysia/Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Internasional, Cakap Rakyat |