Puluhan imigran berunjuk rasa di depan kantor Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) di Jalan OK M Jamil, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Senin (7/9/2020).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Puluhan imigran berunjuk rasa di depan kantor Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) di Jalan OK M Jamil, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Senin (7/9/2020).
Puluhan imigran ini meminta agar mereka segera dipindahkan, hal tersebut dikarenakan tempat yang mereka huni selama ini dinilai sudah melebihi kapasitas.
Menanggapi hal tersebut, Yanto Ardianto Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kota Pekanbaru menjelaskan bahwa terkait dengan pemindahan para imigran tersebut adalah wewenang dari Kesbangpol Kota Pekanbaru.
"Inisiatornya itu Kesbangpol, bukannya mau melemparkan tanggungjawab. Dalam hal pengawasanj administrasi di kita (Rudenim), dengan adanya kondisi ini kami sifatnya bertahan dan kita panggil Kesbangpol dan lainnya biar dapat meluruskan," cakap Yanto.
Yanto juga menjelaskan untuk menentukan tempat penginapan para imigran ini sendiri adalah Kesbangpol.
Dan demo hari ini, lanjut Yanto adalah para imigran ini meminta ditransfer atau dipindahkan.
"Karena mengingat sudah over capacity, itu sudah saya sampaikan dalam rapat terakhir dengan Walikota bahwa hendaknya dibuat Community House yang baru. Karena di Pekanbaru sudah over capacity, ada sekitar 976 imigran update terakhir," jelasnya.
Community House (CH) Satria tempat awal ketika para imigran datang ke Pekanbaru sudah tujuh tahun ditempati oleh para imigran, yang mana CH tersebut sudah melebihi kapasitas yang ada.
"Anak yang kecil sudah menjadi besar, dan yang tadinya dalam satu kamar tiga orang anak menjadi lima dengan keluarganya. Bayangkan saja dia (imigran) menempati kamar dengan ukuran yang tidak begitu besar, hal itu pasti akan menimbulkan gesekan diantara yang lainnya," bebernya.
Saat ini sendiri, di Kota Pekanbaru terdapat delapan Community House atau tempat huni para imigran. Sementara itu jumlah imigran yang ada di Kota Pekanbaru sebanyak 976.
"Sebagai perbandingan di Makasar pengungsi ada sekitar 1.700 dan ada 29 CH, itu tersebar dimana-mana sehingga konflik seperti ini gak ada. Karena fasilitas sudah terpenuhi," jelasnya lagi.