PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ramadan telah tiba, biasanya muncul persoalan baru yang kerap meresahkan masyarakat. Ya, rumah makan dan restoran menjadi salah satu perhatian pemerintahan saat bulan puasa. Berbagai upaya seperti aturan maupun imbauan langsung disebar untuk menjaga dan menghormati umat muslim yang tengah perjuangan melawan haus dan lapar.
Di Riau sendiri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau meminta dan berharap kepada pemilik rumah makan dan restoran untuk bisa menghormati umat muslim yang menjalankan ibadah puasa, dengan cara tidak membuka dagangannya di siang bolong.
"Itu sebagai bentuk toleransi antar umat beragama, agar umat muslim nyaman dalam menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh," kata Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman kepada wartawan, Jumat (26/5/2017).
Pria yang akrab disapa Andi Rachman meminta kabupaten/kota untuk meminimalisir kegiatan lainnya yang juga dapat mengurangi nilai ibadah umat muslim.
"Yang seperti ini memang harus ditertibkan. Masyarakat yang tidak menjalankan ibadah puasa dimohon pengertiannya," harap mantan Anggota Komisi VII DPR RI ini.
Menurut gubernur, sikap toleransi seperti itu perlu untuk menjaga kerukunan umat beragama. Apalagi dalam situasi negara seperti ini (tak kondusif,red).
"Kita tidak ingin kondisi serupa (isu sara,red) justru terjadi di Riau. Untuk itu, kepada umat muslim laksanakanlah ibadah dengan tentram, nyaman, dan dengan kondisi yang aman," pintanya.
Seperti diketahui, hasil rapat koordinasi gubernur dengan lembaga vertikal, Forkopimda, bupati dan walikota se-Provinsi Riau beberapa hari lalu, masing-masing sudah menyatakan dan mempersiapkan segala sesuatunya agar selama Ramadan tidak ada gangguan yang dapat mengganggu kemanan dan ketertiban masyarakat.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Riau, Pemerintahan |