Workshop Perempuan Agen Perdamaian
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pencegahan paham radikalisme di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau, harus terus dilakukan di semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan. Karena terorisme saat ini sudah melibatkan perempuan, bahkan anak-anak.
Hal ini disampaikan oleh Asisten I Setdaprov Riau Jenri Salmon Ginting saat membuka acara workshop dengan tema Pelibatan Perempuan Sebagai Agen Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau di Grand Zuri Pekanbaru, Rabu (16/9/2020).
Ia mengatakan, berkembangnya paham radikalisme di Indonesia dipengaruhi dan dilatarbelakangi oleh kelompok radikal internasional seperti ISIS, JAD dan lain sebagainya.
"Hal ini yang memicu tumbuhnya kelompok radikal di daerah," ujar Jenri Salmon Ginting.
Ia mengatakan saat ini perempuan juga sudah terlibat dalam aksi terorisme. Salah satu contohnya adalah bom bunuh diri di Gereja Surabaya yang mana pelakunya adalah perempuan dewasa bahkan membawa anak. Ini tentu sangat mengejutkan.
"Di Indonesia beberapa kasus terorisme seperti kasus bom bunuh diri banyak melibatkan perempuan. Terjadi pergeseran peran. Biasa perempuan ini hanya mendukung suami namun kini sudah ada pergeseran peran yakni kini sudah menjadi pelaku atau eksekutor," cakapnya.
Untuk itu pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar hari ini. Tema perempuan sebagai agen perdamaian ini ingin mepertegas bahwa perempuan mempunyai peran penting dalam menegakkan perdamaian karena mempunyai kelebihan yang tak dimiliki laki-laki. Kelebihan tersebut berupa insting keibuan yang secara alami dapat menciptakan perdamaian dengan cinta, kepedulian serta harmoni.
"Kaum perempuan, khususnya di Riau, hendaknya memperkuat jati diri dan meningkatkan peran utama terhadap anak-anak dan keluarga. Karena gerakan perempuan sejatinya memiliki potensi besar untuk mencegah radikalisme dan terorisme," ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Jenri berpesan agar seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan dengan baik. Karena kegiatan ini besar manfaatnya bagi kelangsungan keamanan dan ketenteraman bangsa dan nagara khususnya Riau.
"Kami ajak semua pihak berpegang tangan, satukan persepsi, tingkatkan persatuan dan kesatuan, bekerjasama bahu membahu membangun riau secara bersama-sama sesuai visi Pemprov Riau yaitu terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat dan unggul di Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung mengatakan, kasus radikalisme ataupun terorisme dalam dua tahun belakangan melibatkan perempuan. Seperti Bom Surabaya ataupun di Sibolga, Sumatera Utara yang melibatkan seorang ibu dan anak.
"Perempuan bukan hanya menjadi korban teror akan tetapi menjadi pelakunya. Inilah yang mendasari perlu adanya upaya pencegahan dengan melibatkan perempuan," kata Andi.
Ia berharap acara ini mampu memberikan pemahaman kepada peserta untuk mengetahui ciri-ciri radikalisme sehingga tidak terpapar. Terlebih perempuan sangat dekat dengaan keluarga. Sasaran terorisme ini adalah anak muda, untuk itu peran seorang ibu sangat besar, jangan sampai anak terjerumus.
"Dengan kegiatan ini kita harapkan para peserta bisa menyampaikan kepada organisasinya untuk mencegah radikalisme dan terorisme ke komunitas perempuan," cakapnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |