PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru saat ini hanya mengandalkan Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau untuk memeriksa sampel swab. Pemko berencana mengajukan pengadaan laboratorium itu ke pemerintah pusat.
Bagaimana kondisi Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad Riau, apakah terjadi antrean pemeriksaan sampel swab dari kabupaten/kota, seiring kasus positif Covid-19 di Riau meningkat tajam belakangan ini?
Direktur Utama (Dirut) RSUD Arifin Achmad Riau, dr Nuzelly Husnedi mengatakan, sampai saat ini Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad telah memeriksa 75.713 spesimen (sampel).
Lebih lanjut Nuzelly menyampaikan, saat ini kapasitas labor RSUD Arifin Achmad Riau mampu melakukan pemeriksaan sampel swab mencapai 1.500 sampel.
"Hari ini sampai tadi pagi spesimen yang diperiksa sudah 1.474 sampel. Sedangkan yang masih dalam proses 1.514 sampel. Jadi ada pengaturan ritmenya," katanya.
Ditanya sampai saat ini, apakah Labor Biomolekuler RSUD Arifin Achmad masih mempu menampung sampel swab yang dikirim kabupaten/kota.
"Sampai hari ini berkat kerja keras kawan-kawan di labor masih tertampung. Misalnya kemarin labor kita mampu memeriksa 1.700 sampel, kemudian sampel yang masih dalam proses ada sekitar 1.000 sampel lebih," terangnya.
Disinggung Pemko Pekanbaru mengusulkan pengadaan laboratorium biomolekuler, apakah karena terjadi antrean pemeriksaan sampel di labor RSUD Arifin Achmad.
"Kalau Pemko mau buat labor tambah bagus. Jadi bukan karena di labor kita terjadi antrean. Malahan kalau kabupaten dan kota yang ingin membuat labor kenapa tidak kalau sesuai syaratnya. Malah kita bisa memperbaiki kualitas pemeriksaan sampel swab," ungkapnya.
"Bahkan saya juga sedang mengusulkan tiga rumah sakit rujukan Covid-19 yang ditujuk pusat seperti RSUD Dumai dan RSUD Tembilahan, kalau memang ada alat PCR yang bisa di drof ke sana. Bisa mempercepat pemeriksaan sampel swab," cakapnya
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |