PEKANBARU (CAKAPLAH) - DPRD Provinsi Riau menggelar rapat paripurna HUT Provinsi Riau ke-63, Ahad (9/8/2020). Paripurna dipimpin langsung oleh ketua DPRD Riau, Indra Gunawan Eet, dan dihadiri langsung oleh Gubernur Riau Syamsuar.
Didampingi oleh tiga orang wakil ketua DPRD Riau, Ketua DPRD Riau mengatakan bahwa dirinya beserta jajaran DPRD berharap agar di usia ke 63 tahun ini, Riau mampu meningkatkan pembangunan serta ekonomi, meski saat ini dihadapkan dengan pandemi Covid-19.
"Pembangunan dan ekonomi harus kita tingkatkan lagi. Kita tahu Riau sangat terdampak Covid-19, kita juga sudah melakukan alokasi anggaran menjadi Rp500 miliar lebih untuk penanganan Covid-19," kata Eet.
Ia menambahkan, bahwa Riau harus berani melakukan terobosan dan kebijakan yang baru dan efektif terhadap permasalahan yang dihadapi.
Dari sisi kesejahteraan, Eet mengatakan bahwa saat ini di Provinsi Riau masih terdapat 121 desa sangat tertinggal. 661 desa tertinggal, dari total 1.591 desa se Provinsi Riau. Ini harus disikapi serius.
"Ini merupakan salah satu PR untuk Pemprov untuk DPRD dan untuk kita semua," cakapnya lagi.
Lebih jauh, Eet mengatakan bahwa pihakmya sangat sepakat dengan tema Riau ke-63 yakni Bermarwah tersebut. Bermarwah kata Eet adalah bersinergi bersama untuk kemajuan Provinsi Riau.
"Bermarwah ini sangat penting untuk kerjasama kebersamaan. Jadi tema yang dipilih sudah sangat tepat. Semoga Riau di tahun ke-63 ini semakin bermarwah," tukasnya.
Pantauan CAKAPLAH.com, di dalam ruang paripurna hanya diisi oleh tamu undangan sebanyak 300 orang. Panitia juga menggelar paripurna secara virtual.
Sementara itu, Sempena Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Provinsi Riau, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berharap jalan tol Pekanbaru-Dumai (Permai) segera diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
"Di HUT Riau ini kami berharap bagaimana jalan tol nanti pada waktunya pak Presiden berkenan segera meresmikan," kata Gubri Syamsuar Ahad (9/8/2020) usai rapat paripurna HUT ke-63 Riau di Gedung DPRD Riau.
Sebab, menurut Gubri, dengan diresmikannya jalan bebas hambatan itu bisa menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi Riau. Pasalnya saat ini pertumbuhan ekonomi menurun tajam karena pandemi Covid-19.
"Walaupun sekarang jalan tol ada beberapa lokasi masih diperbaiki. Mudah-mudahan perbaikan ini bisa cepat selesai, sehingga jalan tol bisa segera dimanfaatkan," harapnya.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Riau triwulan II minus 3,2 persen. Padahal sebelumnya plus 2,2 persen.
"Menurunnya pertumbuhan ekonomi Riau karena ekspor pulp and paper menurun, dan ekspor CPO juga berkurang. Termasuk ekspor karet dan lainnya. Jadi itu beberapa sektor yang mempengaruhi turunnya ekonomi di Riau," terangnya.
Untuk itu, Gubri mengajak semua stakeholder bersama-sama mendorong ekonomi Riau agar bisa normal kembali. Karena menurutnya potensi untuk meningkatkan ekonomi itu masih ada.
"Kami juga sudah ajak perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi. Dan beberapa perusahaan sudah ada yang akan berinvestasi di Riau. Kemudian juga akan membantu menggerakkan UKM agar mereka bisa mengungkit ekonomi," bebernya.
Disamping itu, tambah Gubri, Pemprov Riau juga akan menggalakkan sektor pariwisata. Karena sektor ini juga bisa mendorong UKM di Riau.
"Namun untuk menggerakan sektor pariwisata ini kita tetap mematuhi protokol kesehatan," pungkasnya.
Gubri mengajak semua stakeholder bersama-sama mendorong ekonomi Riau agar bisa normal kembali. Karena menurutnya potensi untuk meningkatkan ekonomi itu masih ada.
"Pada masa pandemi tahun ini, pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan kedua tahun 2020 mengalami kontraksi yang cukup besar yaitu mencapai minus 20 persen. Dengan kondisi seperti ini, kita harus bergandeng tangan bersama-sama untuk keluar dan bangkit dari kondisi keterpurukan ini," ungkapnya.
"Menurunnya pertumbuhan ekonomi Riau karena ekspor pulp and paper menurun, dan ekspor CPO juga berkurang. Termasuk ekspor karet dan lainnya. Jadi itu beberapa sektor yang mempengaruhi turunnya ekonomi di Riau. Kami juga sudah ajak perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi. Dan beberapa perusahaan sudah ada yang akan berinvestasi di Riau. Kemudian juga akan membantu menggerakan UKM agar mereka bisa mengungkit ekonomi," sambungnya
Sedangkan dari sisi produksi, kata Gubri, Lapangan Usaha Jasa Perusahaan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 47,28 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 5,80 persen dan 3,83 persen.
"Sedangkan pertumbuhan positif hanya terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa. Sementara itu, ekonomi Riau triwulan II-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,49 persen (q-to-q)," ujarnya.
Lalu, dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Perusahaan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 38,14 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 8,11 persen dan 5,62 persen.
Ekonomi Riau semester I-2020 terhadap semester I-2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,50 persen. Ekonomi Riau triwulan II-2020 jika dihitung tanpa migas mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,70 persen (years on years). Meskipun mengalami kontraksi ekonomi, kata Gubri, pada triwulan II-2020 Riau berkontribusi sebesar 4,45 persen terhadap perekonomian nasional.
"Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa. Adapun besaran PDRB Riau atas dasar harga berlaku triwulan II-2020 mencapai Rp168,10 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp117,56 triliun," tutupnya.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |