MERANTI (CAKAPLAH) - Empat mahasiswa Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan Badan Restorasi Gambut (BRG) melakukan penelitian di PT National Sago Prima (NSP).
Adapun empat mahasiswa UGM ini terdiri dari 3 orang pasca sarjana dan 1 orang doktoral. Mereka antara lain, Zuli Laili Isnaini MA (Mahasiswa S3) jabatan Peneliti Ahli, sebagai ketua tim. Ainia Prihantini (Mahasiswa S2) jabatan Asisten Peneliti, Diaz Agung Pronowibowo (Mahasiswa S2) Jabatan Asisten Peneliti, dan Mohammad Wahyu Jati (Mahasiswa S2) Jabatan Asisten Peneliti.
Kata Zuli, kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 21 sampai tanggal 28 September 2020. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan masukan dari para pihak terkait upaya-upaya yang sudah dilakukan masyarakat maupun perusahaan untuk pencapaian restorasi dan perbaikan tata kelola air.
"Selain itu, kami juga menyerap saran dan masukan serta rencana aksi perbaikan ke depannya," kata Zuli.
Disampaikan Zuli lagi, sebelum meneliti di PT NSP Desa Kepau Baru, mereka juga meneliti di Desa Sungaitohor Barat. Setelah itu, mereka melanjutkan penelitian di Desa Lukun Kecamatan Tebingtinggi Timur. Di Desa Kepau Baru, tim peneliti dari UGM ini melibatkan unsur masyarakat dan perangkat Desa Kepau Baru.
"Penelitian ini kami beri judul Pengembangan Partisipasi Multipihak untuk Pencapaian Restorasi dan Perbaikan Tata Air secara Permanen Berbasis Kesatuan Hidrologis Gambut (Live in Research)," jelas Zuli.
Lebih lanjut dikatakan Zuli, masih dalam rangkaian penelitian, pada Jumat (25/9/2020), dilaksanakan Forum Diskusi Terfokus di Kantor Desa Kepau Baru. Dia sendiri menjadi pemandu forum diskusi tersebut. Diskusi ini dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat dan perwakilan PT NSP.
Diskusi berjalan dengan baik, akrab dan hangat. Dalam forum tersebut, masyarakat Desa Kepau Baru mengeluhkan sekat kanal di desa yang sudah banyak rusak. Masyarakat mengharapkan pihak BRG ataupun perusahaan bisa membantu membuat sekat kanal permanen sehingga tidak cepat rusak.
Terpisah, Setyo Budi Utomo selaku Forestry Support Coordinator PT NSP menanggapi kegiatan penelitian mahasiswa UGM yang bekerjasama dengan BRG itu. Budi menjelaskan bahwa PT NSP sangat concern dalam upaya menjaga kelestarisan ekosistem gambut, baik di dalam areal konsesi sendiri maupun di wilayah masyarakat sekitar perusahaan.
Hal ini dilakukan dengan cara membangun sekat kanal, membuat 64 titik Pengamatan Level Air (PPWT) yang disupervisi oleh Kementerian LHK. "PPWT tersebut selalu dikontrol dan dilaporkan ke Kementerian LHK, setiap 2 minggu sekali. Level air dijaga pada kedalaman tidak boleh lebih tinggi dari 40 cm dari permukaan tanah," ujar Budi.
"PT NSP juga membantu membuat sekat kanal sebanyak 17 unit di beberapa desa wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur sebagai bentuk kepedulian PT NSP dalam menjaga kelestarian gambut dengan menjaga level air," beber Budi, Sabtu (10/9/2020).
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Kabupaten Kepulauan Meranti |