ROHUL (CAKAPLAH) - Sebagai daerah penghasil migas, Provinsi Riau kerap mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Kelangkaan ini kerap dimanfaatkan oknum untuk mengedarkan BBM oplosan dengan tujuan untuk mengeruk keuntungan sehingga merugikan masyarakat.
Salah satu penyebab, kelangkaan BBM di Riau ini disebabkan karena masih terbatasnya distribusi akibat terbatasnya jumlah SPBU yang ada di Riau.
Keterbatasan SPBU ini juga menyebabkan suburnya aksi "melangsir" BBM dari SPBU untuk disalurkan ke 'Pertamini' alias pengecer dengan selisih harga yang jauh dari harga di SPBU.
Keberadaan 'Pertamini' ini sebenarnya membantu bagi masyarakat yang berada di daerah yang jauh dari SPBU. Namun harga BBM yang ditawarkan jauh lebih tinggi dari BBM yang dijual di SPBU.
Memecahkan permasalahan ini, Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi PKB Abdul Wahid menggandeng Pertamina dan BPH Migas dalam resesnya untuk mensosialisasikan tugas, fungsi serta capaian kinerja kepada masyarakat Rokan Hulu.
Salah satu isu yang disosialisasikan terkait program Pertashop dari Pertamina. Program Pertashop sendiri merupakan SPBU mini yang ada di daerah-daerah yang tidak memiliki SPBU. Namun bedanya dengan SPBU, Pertashop tidak menjual BBM subsidi.
Menurut Wahid, Pertashop adalah salah satu solusi bagi masyarakat Riau agar tidak lagi mengalami kelangkaan BBM akibat tersendatnya distribusi.
"Program Pertashop bisa menjamin stok BBM kita, kemudian menjamin stabilitas harga, jadi antara agen dan penyalur tidak ada bedanya sebab jika harga minyak naik akan sangat berpengaruh kepada perekonomian yang lain sebab dia adalah salah satu alat produksi, jadi untuk menstabilkan harga minyak ini Pertashop adalah jawabannya," ungkap Wahid.
"Ia mengharap, BUMDes dapat ambil bagian dalam program Pertashop ini. Sebab modalnya tidak besar sekitar Rp 200 juta serta menyediakan lahan untuk mendirikan Pertashop," tuturnya.
Di tempat yang sama, Sales Area Pertamina Riau Hendri Eko menjelaskan, Pertashop merupakan salah satu program dari Pertamina secara nasional yang berguna untuk mengurangi disparitas harga.
"Saat inikan BBM subsidi sangat terbatas, nah dengan keterbatasan subsidi itu makanya ada terobosan yaitu Pertashop. Sebab di daerah yang jauh lebih terpencil itu Pertamax itu sama dengan harga BBM Premium. Makanya untuk mengurangi disparitas harga di tingkat pengecer, Pertashop menjual BBM Pertamax namun harga sesuai dengan yang ada di SPBU dalam artian sesuai harga sesuai kualitas" jelasnya.
Dan untuk mendirikan Pertashop hanya perlu menyediakan lahan lebih kurang 10 x 10 meter persegi, akses jalannya sampai lokasi bisa dilewati mobil tangki, dan jarak dengan SPBU lebih kurang 10 KM dan dialiri aliran listrik.
"Untuk Riau Pertashop baru ada di Siak masih dalam tahap suplay poin, sedangkan di Rohul sendiri merupakan yang paling banyak mengajukan untuk pendirian Pertashop namun masih dalam tahap survey," ungkap Eko.
Sementara itu Komite BPH Migas, M Lobo Balia mengatakan sebenarnya tidak pernah terjadi kelangkaan BBM yang ada hanya ketidaklancaran distribusi
"Bisa jadi itu karena adanya oknum yang bermain hingga mengurangi kuota minyak yang akan dikirim, nah di sini perlu pengawasan dari pihak baik kepolisian, maupun pihak perekonomian untuk memastikan pendistribusian minyak ini lancar," ungkapnya.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Kabupaten Rokan Hulu |
01
02
03
04
05
Indeks Berita