Anggota DPRd Pekanbaru Sabarudi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kasus positif Covid-19 di Riau, khususnya di Pekanbaru terus bertambah. Ada ratusan kasus setiap hari.
Banyak yang sembuh dan kembali beraktivitas seperti semua. Tapi tidak sedikit pula pasien yang meninggal dunia karena virus berbahaya tersebut.
Salah satu pasien beruntung dan sembuh dari Covid-19 di Pekanbaru adalah Muhammad Sabarudi. Kepada CAKAPLAH.COM anggota DPRD Kota Pekanbaru itu menceritakan bagaimana rasanya menahan sakit saat terserang corona.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menceritakan pada awal-awal pandemi Covid-19 masuk Pekanbaru Sabarudi mengatakan ia mempercayai bahwa virus ini ada dan sangat berbahaya. Oleh sebab itu ia tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Namun seiring waktu ketika Pekanbaru selesai menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan mamasuki era new normal, kepercayaannya terhadap Covid-19 mulai memudar.
"Kadang ketika berbicara buka masker, dan akhirnya saya terkena (covid-19) juga akhirnya," kata Sabarudi, Sabtu (17/10/2020).
Ia mengatakan, biasanya kalau tubuhnya kurang sehat dan mengalami deman hanya sekitar 3-4 hari saja dan pulih kembali. Namun saat itu berbeda, demamnya mencapai 14 hari.
"Biasanya demam hanya 3-4 hari saja, tetapi saat itu saya demam sampai 14 hari," cakapnya.
Kemudian Sabarudi menghubungi rekan-rekannya yang juga terkonfirmasi positif Covid-19. Ia mengatakan bahwa rekan-rekannya yang terkonfirmasi positif tersebut juga mengalami demam yang sangat lama.
Ia mengakui bahwa apa yang dia rasakan tersebut tergolong dalam kategori pasien Covid-19 yang memiliki gejala cukup parah. Selanjutnya ia mengatakan bahwa ketika terkena Covid-19 ia berkomitmen untuk menjalankan isolasi mandiri di kediamannya.
"Saat terpapar Covid-19 saya mengalami demam, badan meriang, kepala sakit, tenggorokan sakit dan seluruh badan ini rasanya ngilu. Kalau boleh dibilang selama sepekan itu saya hampir tidak pernah tidur karena menahan rasa sakit. Jikapun tertidur itu hanya sebentar. Tiba-tiba bangun dan badan sakit semua," jelasnya.
Sakitnya akan lebih terasa ketika malam hari. "Makan enggak kuat, kepala pusing. Dan saya sempat membayangkan jika saya punya penyakit bawaan maka akan lain ceritanya. Mungkin itu yang buat banyak masyarakat yang meninggal," pungkasnya.
Dari itu ia mengimbau agar masyarakat benar-benar menjalankan protokol kesehatan agar rantai penyebaran covid-19 di Pekanbaru dapat diputuskan.
Selanjutnya pasien yang dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) harus benar-benar disiplin dalam menjalankan isolasi mandiri.
"Yang OTG ini harus disiplin, jangan sampai menularkan ke orang lain. Kalau sampai menularkan ke orang lain ini zolim namanya," pungkasnya.
Penulis | : | Herianto Wibowo |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Kota Pekanbaru |