Markarius Anwar
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Markarius Anwar tak pernah menyangka sedikitpun akan tergolong sebagai satu dari ribuan pasien terkonfirmasi Covid-19 di Bumi Lancang Kuning. Bagaimana tidak, sedari awal virus yang berasal dari Wuhan, China itu masuk Indonesia, Markarius mengklaim dirinya terdepan untuk menerapkan protokol kesehatan.
Namun, kesibukannya sebagai wakil rakyat di DPRD Riau mengharuskan dirinya tetap menjalankan tugas dengan intensitas keluar daerah yang terbilang sering. Hal itu pulalah diakuinya, ada masa dimana ia kurang aware/peduli dalam penerapan protokol kesehatan. Salah satunya ketika tidak bisa makan di rumah, mesti keluar, masker akan diturunkan sampai ke dagu ketika makan di tempat umum tersebut.
"Saya dari awal sudah menerapkan protokol Covid-19, tapi kadang ada waktunya saya kurang aware, contohnya ketika ke luar daerah, ketika makan tidak mungkin di rumah tentu ke restoran juga. Nah rupanya di sana saya terkenanya, karena satu meja dengan kawan yang rupanya positif. Dengan membuka masker ketika makan, bercengkrama, meski saat itu kita belum mengetahui bahwa teman tersebut positif covid19," kata politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Saat kembali ke Provinsi Riau, Markarius mengaku sempat mengalami demam panas tinggi selama dua hari berturut-turut. Atas dasar itulah ia memutuskan mengambil sikap untuk melakukan swab agar mengetahui kondisi tubuhnya. Dan benar saja setelah menunggu selama beberapa hari Markarius Anwar dinyatakan terkonfirmasi poaitif Covid-19.
Saat itu, Markarius Anwar berusaha untuk tetap tenang atas kenyataan yang dihadapinya. Dalam pikirannya, Covid-19 bukanlah akhir dari segalanya, dan ia harus sembuh dari virus yang sampai saat ini belum ditemukan obat pastinya tersebut.
Yang ada dalam benaknya, bahwa dari kasus - kasus yang sudah ada, tidak sedikit dari pasien yang berhasil sembuh setelah melakukan 'perang' dengan Covid-19 tersebut. Itulah yang menjadi acuannya sejak saat itu.
Dibanding rumah sakit, pria yang akrab disapa Eka ini lebih memilih untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun secara berkala tetap berkonsultasi ke dokter dengan kondisinya.
Berbagai upaya pun ia lakukan, mulai dari mengkonsumsi obat-obatan dari dokter, obat - obatan herbal, mengkonsumsi madu, habatussauda, bahkan obat imun dari negeri sakura Jepang berlebel halal yang direkomendasikan juga dilahapnya.
"Macam-macamlah upaya saya untuk bisa sembuh," cakap Eka optimis.
Namun, Eka menilai, hal terpenting setelah mengonsumsi obat-obatan untuk sembuh, adalah mental dan pikiran yang harus positif dan terjaga. Ia meyakini jika dua hal tersebut merupakan hal yang paling penting untuk berhasil dalam peperangan melawan Covid-19.
"Dalam hati saya tanamkan, Insya Allah semua penyakit ada obatnya. Walaupun obat dalam bentuk khusus Covid ini belum ada, namun ada obatnya dalam tubuh kita, yakni imun. Tinggal imun kita ditingkatkan, serta mental dan pikiran positif sangat penting sekali menghadapi Covid19 ini, itu harus dijaga. Jika down, kita menghadapi covid ini semakin menjadi jadi covid ni, kalah kita," cakapnya lagi.
Lebih lanjut, dalam berjuang menghadapi covid19, Eka membutuhkan waktu 24 hari untuk sembuh. Dengan melewati 4 kali swab secara berkala per 6 hari.
Selama masa isolasi tersebut, berbagai hal harus diterima Markarius, salah satunya kekhawatiran warga karena keputusannya untuk melakukan isolasi mandiri di rumah, bukan di rumah sakit. Kekhawatiran tersebut semakin menjadi karena di lingkungan yang sama, walau bukan karena kontak dengan Eka, ada warga yang sampai meninggal karena Covid-19.
Namun, setelah diberikan pemahaman oleh RW setempat kepada masyarakat, bahwa Eka di rumah saja untuk isolasi mandiri serta tidak berinteraksi dengan orang lain, warga perlahan-lahan memahami kondisi tersebut.
"Alhamdulillah semua akhirnya bisa terlewati. Mental paling utama, pikiran harus terjaga positif. Kita harus membangkitkan imun kita, hati yang senang salah satunya," ujarnya lagi.
Terkait apa yang menimpa dan berhasil dilewatinya tersebut, Eka meyakini bahwa Covid-19 bisa menjangkiti siapa saja. Maka, ketika segala upaya telah dilakukan namun tetap terserang, itu bukanlah suatu aib bagi pengidapnya.
"Pesan saya, tetap pakai masker kemanapun. Masker itu seperti lebih hebat dari pada vaksin untuk sekarang ini. Tetap menjaga jarak. Kalau bisa hindari kerumunan. Jaga diri mulai dari diri sendiri. Klau ada gejala langsung diperiksa, swab. Semakin cepat kita tahu semakin baik dalam penanganannya. Jangan sampai kritis dulu. Dan yakin bahwa covid-19 bisa disembuhkan," imbuh Markarius.
7 Anggota DPRD Riau Sembuh
Sekretaris DPRD Riau, Muflihun mengatakan bahwa dari 7 orang anggota DPRD Riau, termasuk Markarius Anwar yang sudah berjibaku melawan Covid19 akhirnya saat ini dinyatakan sembuh semua.
Seluruhnya mulai beraktifitas kembali untuk menjalankan hak dan kewajibannya sebagai wakil rakyat DPRD Riau.
Pria yang akrab disapa Uun ini menambahkan, meski DPRD Riau sempat menjadi klaster baru penyebaran covid19, setelah mendjalani perawatan, selain anggota DPRD Riau, belasan ASN DPRD Riau yang juga terkena covid19 juga sudak dinyatakan sembuh.
"Kita terus menerapkan protokol kesehatan di lingkungan DPRD. Antara lain dengan terus melakukan penyemprotan disinfektan.dan menyediakan tempat cuci tangan," kata Uun.
Adapun Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Riau hingga Sabtu (24/10/2020) bertambah 380 kasus. Sehingga total menjadi 13.257 kasus.
Sedangkan kabar baiknya, terdapat penambahan 278 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total menjadi 9.097 orang yang dinyatakan sembuh.
Sementara kabar dukanya, terdapat penambahan 9 pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total sudah 300 masyarakat Riau wafat karena wabah Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir melihat, kesadaran masyarakat Riau khususnya Kota Pekanbaru dalam menerapkan protokol kesehatan masih rendah. Untuk itu, ia tak hentinya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk disiplin terhadap protokol kesehatan. Bahkan, Mimi menyebutkan Pemerintah telah mengeluarkan imbauan dan peraturan-peraturan terkait penerapan protokol kesehatan serta sanksi pelanggarannya.
"Mari melakukan protokol kesehatan demi melindungi sesama, kita memakai masker melindungi diri sendiri, orang lain memakai masker juga untuk melindungi kita. Mari saling melindungi," imbuh Mimi.