Hendry Munief
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Riau Hendry Munief, mengecam keras Presiden Prancis Emmanuel Macron atas penghinaannya kepada Nabi Muhammad.
Hendry Munief mengatakan, kebebasan berpendapat merupakan hak asasi bagi setiap manusia. Kebebasannya dijamin secara legal, bukan hanya di Indonesia melainkan juga negara Perancis, serta di berbagai Negara di belahan dunia ini.
Munief menambahkan, dalam kebebasan berpendapat ini tentu saja dibatasi oleh norma, ketatasusilaan, agama, serta kearifan lokal.
"Oleh karena itulah, pernyataan Presiden Prancis yang mendiskreditkan Islam, serta dukungan terhadap karikatur pelecehan atas Nabi Muhammad SAW merupakan tanda kebebasan yang melanggar hal-hal tersebut," tegas Munief.
Bagi Umat Islam dunia, cakap Munief yang bahkan sebagian kecilnya ada di Prancis, Nabi Muhammad merupakan sosok agung, yang tidak memiliki tandingan dalam derajat kemuliaannya apabila dibandingkan dengan manusia manapun di dunia ini sampai akhir zaman kelak.
Nabi Muhammad bukan hanya sosok teladan, melainkan juga Guru Peradaban yang keilmuannya diserap oleh manusia di dunia ini, bahkan di Prancis sendiri.
"Kemudian dalam bingkai kultur Melayu kami menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, keramahtamahan, serta tegas terhadap segala bentuk penyimpangan. Hal itulah yang membuat kami perlu menyampaikan kepada presiden Prancis bahwa apa yang dikemukakan merupakan hal yang sangat melukai kami sebagai Orang Melayu yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya lagi.
"Kami sangat mengecam pernyataan presiden Prancis tentang Islam dan dukungannya terhadap karikatur Nabi Muhammad. Sungguh tindakannya adalah tindakan keji dan tidak pantas dilakukan seorang pemimpin negara. Segeralah meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia, serta tidak lagi mengulangi hal serupa," tukasnya.
Dalam hal ini pula, kata Munief, dirinya perlu mengingatkan kembali , bahwa umat Islam juga memiliki kontribusi yang tidak sedikit untuk Prancis. Perusahaan-perusahaan dari Negara Prancis berdiri megah di negara-negara Muslim, dengan jaminan keamanan dan kenyamanan dari seluruh bentuk penindasan bahkan celaan-celaan rasis.
Belum lagi bila menghitung kontribusi kaum muslimin di negara Prancis dalam bidang pemikiran, olahraga, ekonomi, dan banyak lainnya.
"Sejatinya krisis yang ia sematkan kepada Islam, tidak lebih dari ketakutan Macron yang berlebihan, kemudian didukung dengan opini-opini yang bermuatan Islamophobia. Sehingga imajinasi Macron tentang Islam, jauh dari fakta sebenarnya yang menggambarkan bagaimana indahnya Islam itu sendiri," cakapnya lagi.
Hendry Munief juga menambahkan, seharusnya presiden Prancis mengundang para Ulama Muslim di Negeri Prancis bila benar-benar merasa Islam terasa sangat mengerikan. Berdiskusilah secara terbuka, sampaikan resahnya serta dengarkan apa yang mereka ucapkan.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Internasional, Politik |