PEKANBARU (CAKAPLAH) - Permintaan alat kontrasepsi jenis kondom di masa pandemi wabah Covid-19 mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Bina Kesetaraan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus (Jalsus) BKKBN Pusat, Evi Ratnawati, pada acara Focus Group Discussion (FGD) tentang Kebijakan Pelayanan Kontrasepsi pada Keisis Kesehatan Akibat Bencana. Acara ini digelar di Kantor BKKBN Provinsi Riau Jalan Terubuk, Jumat (13/11/2020).
Ia mengatakan hal ini sudah terlihat pada saat momen pelayanan sejuta akseptor pada acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang digelar beberapa waktu lalu.
"Jadi pada saat acara Harganas lalu, terlihat ada peningkatan untuk penggunaan kontrasepsi kondom. Peningkatannya cukup signifikanlah," ujar Evi Ratnawati, Jumat (13/11/2020).
Ia mengatakan, ada beberapa hal yang membuat permintaan kondom meningkat. Pertama, karena faktor Covid-19.
"Banyak kaum ibu yang masa KB-nya sudah berakhir tapi takut datang ke Fasilitas Kesehatan baik itu Klinik ataupun Puskesmas untuk memperbaharui KB-nya. Jadi daripada takut ya akhirnya kaum prianya menggunakan kondom saja. Selain itu juga karena memang situasi Faskes yag tutup atau tidak memberikan pelayanan di masa pandemi ini. Kalaupun ada, tenaga kesehatan mungkin enggan melayani karena faktor Covid-19," sebutnya.
Untuk itu, lanjut Evi, Kepala BKKBN Pusat telah mengeluarkan surat edaran nomor 8 yang memberikan kewenangan dan tanggug jawab kepada Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang ada di lapangan untuk bisa memberikan pil dan kondom untuk sementara kepada akseptor.
"Hal ini untuk mengatasi agar jangan sampai mereka itu putus pakai atau mengalami kehamilan tak diinginkan. Namun tentunya itu dibawah supervisi atau pengawasan dari bidan atau tenaga kesehatan setempat," Cakapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia kepada CAKAPLAH.COM mengatakan sama seperti nasional, saat ini di Provinsi Riau pun untuk permintaan alat kontrasepsi kondom mengalami peningkatan.
"Memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Alasannya sama dengan yang disampaikan oleh Ibu Direktur tadi bahwa memang masyarakat sepertinya takut untuk ke Faskes, jadi melalui PLKB masyarakat lebih banyak memilih menggunakan alat kontrasepsi kondom. Tapi selalu dibawah pengawasan," sebutnya.
Untuk data hingga bulan September saja, pencapaian untuk penggunaan alat kontrasepsi Kondom di Riau mencapai 7 persen. "Angka ini terbilang cukup besar. Bahkan untuk kontrasepsi IUD atau KB spiral saja hingga September hanya 3 persen," sebutnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Serba Serbi, Riau |