PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sebanyak 23 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Pekanbaru kembali melakukan sistem pembelajaran tatap muka, hal ini dilakukan setelah kurang lebih selama delapan bulan para murid melakukan pembelajaran dengan sistem daring karena pandemi Covid-19.
Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru ini ternyata juga mendapatkan dukungan dari DPRD Kota Pekanbaru, hal tersebut berlandaskan karena banyaknya wali murid dan juga para murid yang mengeluh.
"Kita sambut baik keputusan ini, sudah hampir delapan bulan tidak ada tatap muka di ruang kelas sehingga ini menimbulkan keluhan dari wali murid," cakap anggota DPRD Kota Pekanbaru, Zainal Arifin, Senin (16/11/2020).
Zainal menuturkan jika kebijakan ini tidak diambil, nantinya akan berpengaruh kepada pendidikan para anak murid. Belum lagi jika belajar melalui online para orang tua harus mengeluarkan biaya tambahan untuk anaknya.
Selain itu, politisi Gerindra ini juga menghawatirkan banyak anak murid yang ketika belajar menggunakan handphone justru malah berbohong dan lebih memilih bermain game atau media sosial.
"Kalau terlalu lama tidak masuk sekolah justru tidak bagus, karena di rumah sulit juga mengawasi. Terlihat sedang belajar, tapi tidak tahunya main game," jelasnya.
"Keputusan ini sangat bagus, sehingga anak-anak tidak menghabiskan waktu dengan handphone," jelasnya.
Kendati demikian, Zainal meminta pihak sekolah harus tetap memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Hal tersebut juga guna menghindari adanya klaster sekolah. (Parlementaria)
Penulis | : | Herianto Wibowo |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pendidikan, Kota Pekanbaru |