Ma'mun Solikhin
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Anggota DPRD Riau yang juga Bendahara DPD PDIP Riau, Ma'mun Solikhin akhirnya angkat bicara terkait dirinya menolak dicalonkan sebagai wakil ketua DPRD Riau menggantikan Zukri.
Untuk diketahui, DPD PDIP Riau mengusulkan satu nama yakni Syafaruddin Poti untuk menggantikan posisi Wakil Ketua DPRD Riau yang sebelumnya dijabat Zukri Misran. Zukri mundur dari DPRD Riau karena maju pada Pilkada Pelalawan.
Kepada CAKAPLAH.com, Ma'mun mengatakan bahwa memang pada Juklak partai, yang seharusnya menduduki jabatan pimpinan adalah yang termasuk dalam komposisi Ketua, Sekretaris, Bendahara (KSB).
"Sekarang ini terkait pimpinan DPRD, juklak internal itu, prioritas memang KSB. Dijelaskan lagi di Juklak ada rinciannya, antara lain ideologi partai, dan perolehan suara. Nah, terkait pimpinan pengganti Zukri, saya sampaikan yang penting fokus ke Pilkada dulu, kader partai kita harus menang, ndak usah memikirkan saya, biar saya fokus memenangkan Pikada," kata Ma'mun.
Awalnya, menurut Ma'mun Solikhun, untuk posisi wakil ketua DPRD Riau sebagusnya dibicarakan selesai Pilkada. Namun ia juga menyadari bahwa ketika partai - partai lain mengajukan nama, PDIP juga mengajukan nama.
"Jadi ya begitulah, diputuskan satu nama pak Poti untuk diusulkan. Dan saya menerima itu, kita oke-oke saja. Dan dengan berbagai pertimbangan, saya sebagai bendahara partai, tanggungjawab saya tidak gampang. Yang penting bagi saya bisa saling membesarkan," cakapnya lagi.
Lebih lanjut, ketua Banleg DPRD Riau ini mengatakan, bahwa menang dalam orientasi posisi, posisi puncak sangat diharapkan, namun baginya adalah kebesaran partai.
"Tak perlu buru-buru, saya happy - happy saja. Posisi puncak memang target setiap politisi, tapi setiap posisi itu adalah harus diemban dengan baik. Tradisi kompetisi internal ini tak baik. Mentradisikan kompetiai apapun namanya, jangan sampai ada friksi. Bagi saya yang penting demi kebesaran partai," tukasnya.