Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyayangkan aksi korupsi pejabat negara. Selain korupsi yang sudah terlanjur membudaya, pemberantasan korupsi juga dinilai masih setengah hati. Karena seharusnya pencegahan korupsi dimulai dari pendidikan di lingkungan keluarga.
“Sejauh ini, proses pemberantasan korupsi dapat dikatakan setengah hati karena koruptor kakap masih berkeliaran dan bermain di birokrasi dan kekuasaan yang akhirnya merugikan rakyat dengan berbagai cara. Masalah ini harus diselesaikan,” ujar Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo dalam rilis yang diterima CAKAPLAH.com, Selasa (8/12/2020).
Benny menyatakan, masyarakat memiliki posisi strategis sebagai pihak yang ikut terlibat dalam upaya pencegahan tindak korupsi. Namun, untuk menumbuhkan karakter yang berintegritas dan pencegahan korupsi harus dimulai dari pendidikan keluarga.
“Pencegahan korupsi sebenarnya harus dimulai dari pendidikan keluarga. Harus diajarkan kejujuran dan keterbukaan sejak anak-anak,” ujarnya.
Sementara birokrasi, lanjut Benny, harus bisa menjadi faktor pendorong kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat. Bukan sebaliknya malah menjadi penghambat.
“Seharusnya birokrasi harus menjadi faktor pendorong kesejahteraan ekonomi rakyat bukan malah sebaliknya menjadi penghambat. Penting untuk tidak merecoki urusan rakyat maka kemajuan ekonomi akan bertumbuh pesat,” jelasnya.
Ia menilai perlunya perubahan sistem politik yang dimana negara memberikan anggaran kepada partai politik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika ada yang korupsi, maka harus ditindak dan dibubarkan.
“KPK memberikan pengawasan bagaimana memberikan sistem dalam rangka memberantas korupsi dengan membentuk sistem pengawasan dalam pengadaan barang dan jasa,” jelasnya.
Dalam rangka menyambut Hari Antikorupsi Sedunia pada 9 Desember, Benny menyoroti hilangnya konten keteladanan dan moralitas di televisi dan media massa yang dinilainya berpengaruh kepada pola perilaku generasi muda. Menurutnya, tidak sedikit yang memperlihatkan konten terkait hedonisme.
“Hilangnya program di TV publik tentang moralitas dan keteladanan juga sudah mulai hilang sehingga akhirnya korupsi baik besar maupun kecil seakan tak bersalah. Malah sekarang mempertontonkan terkait hedonisme,” tandasnya.
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Nasional |