Anggota DPRD Riau Yuyun Hidayat ketika menyampaikan pendapat pada konferensi pers
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Musibah karamnya kapal Banawa Nusantara 58 di perairan Danau PLTA Koto Panjang di Desa Pulau Gadang, Kabupaten Kampar, Sabtu (19/12/2020) menuai perhatian berbagai pihak.
Selasa (22/12/2020) Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Riau menggelar konferensi pers di Pekanbaru untuk mencari titik terang bagaimana peristiwa naas yang menyebabkan Wakil Ketua ASPPI DPD Riau Salman Alfarisi (38) tewas akibat peristiwa tenggelamnya kapal bantuan dari Kementerian Perhubungan tersebut.
Selain puluhan wartawan, konferensi pers ini juga hadir dari pihak keluarga korban, rekan-rekan korban Sekretaris Jendral Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Osvian Putra dan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar David Hendra Nasution.
Salah satu yang menarik perhatian puluhan insan pers yang mengikuti jalannya konferensi pers ini adalah pernyataan Yuyun Hidayat, anggota DPRD Provinsi Riau Daerah Pemilihan Kabupaten Kampar.
Ia menyampaikan duka cita mendalam kepada koleganya dalam pengembangan wisata Salman Alfarisi yang juga merupakan Ketua Bidang di Kadin Kota Pekanbaru, dimana Yuyun adalah sebagai ketuanya.
Yuyun yang tidak bisa turun ke lokasi setelah mendengar peristiwa pilu itu setelah mendengar informasi dari beberapa pihak diantaranya penggiat wisata Osvian, pihak keluarga korban dan dari Pemerintah Kabupaten Kampar sendiri menurutnya memang banyak sekali yang perlu menjadi pemikiran yang lebih lanjut.
Bahkan dengan suara lantang Yuyun menegaskan bahwa harus ada investigasi lanjutan terhadap permasalahan ini.
"Ini memang sangat fatal dan saya pribadi, saya sebetulnya ingin menyampaikan kepada media bahwa perlu dilakukan investigasi lanjutan masalah ini," tegas politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Secara tegas juga anak Almarhum H Azis Zaenal mantan Bupati Kampar itu, mengatakan bahwa apa yang disampaikannya ini dan sikapnya ini
bukan menyalahkan Pemkab Kampar. "Saya menginginkan ini tidak terjadi lagi ke depan," tegas pria yang juga akrab disapa Yuda ini.
"Saya mohon betul kalau tak ada yang melapor saya akan melapor. Saya akan minta investigasi betul karena saya lihat saling lempar," ucapnya. "Yang kita cari hari ini adalah solusi bagaimana kejadian yang sama tak terulang, terjadi lagi," kata Yuyun lagi.
Ia minta bagaimana Pemkab Kampar juga punya sistem lebih baik lagi. "Dan bagaimana kita orang kita undangan, yang ikut memajukan pariwisata mendapatkan perlakuan lebih baik lagi," katanya.
Yuyun juga mempertanyakan mengenai kapal yang digunakan ini menurutnya bukanlah diperuntukkan di Danau apalagi perairannya dangkal. Sebagai orang yang pernah menjadi penguji pembuatan kapal di Kementerian Riset dan Teknologi, ia yakin kapal Banawa Nusantara ini adalah berjenis pemecah ombak.
Kemudian ia juga bertanya apakah nakhoda kapal punya sertifikasi karena kalau sudah punya sertifikasi sudah tahu dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Ia juga menyoroti cara kerja beberapa pihak terkait di lokasi kejadian seperti BPBD, Dishub dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar sendiri yang tidak menjalankan kerjanya secara baik dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
"Pertanyaan saya pertama ketika saya jumpa dengan Bang Osvian, satu pertanyaan saya, dikasih pelampung atau tidak (penumpang kapal red)," kata Yuyun.
Karena menurut Yuyun, standar keselamatan bagi awak dan penumpang harus nomor satu. Ia juga menceritakan pengalamannya ketika mengembangkan objek wisata Gulamo yang juga melewati perairan Danau PLTA Koto Panjang. Meskipun para tamu dibawa dengan kapal kecil namun semua yang ada di dalam kapal dikasih pelampung.
Oleh sebab itu Yuyun juga menyoroti sistem pada saat kegiatan yang dibuat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar mulai awal perjalanan kapal sampai terjadinya bencana dan penangangan terhadap korban meninggal dunia dan ia juga menyayangkan penangangan terhadap jenazah yang menurut kabar jenazah dibawa ke rumah duka tidak diselimuti dan masih dalam keadaan berpakaian basah.
Menurutnya, mestinya Pemkab Kampar memberikan perhatian kepada keluarga korban meskipun ia mendapatkan kabar bahwa Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Aulia Dharma telah mendatangi keluarga korban di Ujung Batu namun masih perlu adanya perhatian dan adanya etika dari Pemkab Kampar dan itu tak terlalu sulit untuk dilakukan.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar David Hendra Nasution yang hadir pada konferensi pers ini menyampaikan secara panjang bagaimana tragedi ini terjadi.
Ia juga berjanji akan menyampaikan kepada pimpinan mengenai apa yang ia dapatkan dalam konferensi pers ini. Ia juga menyampaikan turut duka cita mendalam kepada keluarga korban, kerabat korban dan masyarakat secara umum.
Akan Beri Kompensasi
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar David Hendra Nasution pada konferensi pers yang diikuti puluhan wartawan menyampaikan kronologi kejadian naas yang tak diduga-duga tersebut.
Kondisi setelah kapal karam sebagian pejabat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar yang juga menjadi korban kapal karam masih trauma. Semua alat komunikasi seperti handphone mati karena basah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Zulia Dharma yang tak ikut dalam rombongan juga tak bisa dihubungi karena mereka terpaksa mencari-cari nomor Kadis dan meminjam hp.
"Kami langsung berusaha mencari nomor hp pak Kadis saat itu, tapi tak langsung dapat, makanya agak lambat," ucap David.
Pada saat ingin menggiring jenazah ke Pekanbaru, mobilnya yang dipakai oleh rekannya mengalami kerusakan di jalan. "Mobil kawan rusak, lalu mobil saya yang dipakai sampai di Kampa juga rusak," ungkap David.
Kemudian komunikasi mereka dengan supir ambulan terputus payah.
Dalam pertemuan itu David menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban dan semua pihak atas musibah ini dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga. David juga siap menyampaikan ke pimpinan terhadap kritikan, usulan dan saran pada konferensi pers ini.
Kemudian ketika dihubungi Rabu (13/12/2020) David menyampaikan, informasi terakhir akan ada kompensasi dari Pemkab Kampar untuk keluarga korban yang meninggal. "Jumlahnya berapa, nilainya tak dapat kita sebutkan," ulasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sejak kejadian, pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga telah beberapa kali datang sekaligus ikut mendoakan dan tahlilan di rumah almarhum di Ujung Batu.
Penulis | : | Tim |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan |
01
02
03
04
05
Indeks Berita