Massa pendukung Presiden AS, Donald Trump, berunjuk rasa di Washington D.C. (AP/Julio Cortez)
|
(CAKAPLAH) - Massa pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerbu ke dalam Gedung Kongres di Capitol Hill, Washington D.C., untuk menolak pengesahan hasil pemilihan presiden 2020.
Dilansir AFP, Kamis (7/1), massa pendukung Trump itu sampai saat ini masih tertahan di luar ruang sidang.
Menurut sumber seorang anggota Kongres AS, petugas kepolisian pengamanan obyek vital langsung bersiaga dengan mencabut senjata api mereka ketika massa Trump hendak menerobos ke ruang sidang.
Sumber itu mengatakan para pendukung Trump terus menggedor-gedor pintu masuk ruang sidang yang dikunci.
"Petugas keamanan Kongres dan kepolisian ibu kota bersiaga dengan memegang senjata api, sementara para pengunjuk rasa terus menggedor pintu. Kami diminta mengenakan masker gas air mata dan tiarap," kata sumber itu.
Petugas keamanan Kongres dilaporkan menembakkan gas air mata untuk memaksa para pendukung Trump keluar dari Gedung Kongres.
Situasi yang mencekam itu membuat Kongres memutuskan melakukan reses sidang pengesahan hasil pilpres.
Trump, mengajak para pendukungnya untuk melakukan unjuk rasa damai dan tidak terpancing dengan provokasi sehingga akan memicu kerusuhan.
"Tolong bantu Kepolisian Ibu Kota Negara dan para penegak hukum lainnya. Mereka ada untuk membela negara. Tetap damai," cuit Trump melalui Twitter.
Wali Kota Washington D.C., Muriel Bowser, lantas memutuskan menerapkan penguncian wilayah untuk mengendalikan massa pendukung Trump. Dia juga memberlakukan jam malam yang dimulai pada pukul 18.00 hingga 06.00 waktu setempat.
Hal itu dilakukan supaya massa pendukung Trump segera meninggalkan wilayah Washington D.C., dan tidak mengganggu jalannya rapat pengesahan hasil Pilpres 2020 oleh Kongres.
Aparat kepolisian terlibat bentrok dengan para pendukung Trump yang berkumpul dan berunjuk rasa di Washington D.C. Sebagian dari mereka berasal dari kelompok milisi dan organisasi masyarakat sayap kanan dan supremasi kulit putih seperti Proud Boys.
Para pendukung Trump menolak pengesahan hasil Pilpres 2020 oleh Kongres, yang akan mengukuhkan kemenangan Joe Biden sebagai Presiden terpilih.
Menurut Kepala Kepolisian Washington D.C., mereka mengerahkan 3.750 aparat gabungan dari kepolisian, Garda Nasional hingga Pasukan Pengamanan Presiden (Secret Service) untuk menghadapi massa pendukung Trump.
Para pendukung Trump mencoba menerobos barikade polisi untuk melintasi Jalan Black Lives Matter yang menuju ke Gedung Putih.
Akibatnya, aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, hingga terlibat baku hantam menggunakan pentungan dengan sejumlah pendukung Trump.
Kepolisian menyatakan sejumlah anggota mereka luka-luka dalam bentrokan itu.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Internasional, Peristiwa |