Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan.
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Meski total kasus kumulatif Covid-19 di Indonesia telah mencapai angka 1.111.671 per pagi ini, Kamis (4/2/2021), ternyata masih terdapat 22 persen dari total keseluruhan rakyat Indonesia yang tidak percaya Covid-19.
Karena itu, pemerintah, melalui Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng para pemimpin agama untuk turun tangan mengatasinya.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, pada acara Mandiri Investment Forum 2021.
Tingginya angka peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia dengan penambahan kasus positif baru per hari mencapai 10.379 orang itu, diyakini akibat dari rasa ketidakpercayaan terhadap Covid-19 yang menyebabkan kurangnya kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi bagaimana kita mengimplementasikan strategi ini. Bagaimana kita mendisiplinkan orang-orang. Karena dari data kami, sekitar 22 persen orang mereka tidak mempercayai Covid-19," kata Luhut.
Untuk itu, pemerintah dan otoritas terkait pun kini tengah memperketat beragam prosedur dan program untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Kemenag juga terlibat sekarang. Jadi semua pesantren, semua pimpinan agama dan entah itu Muslim, Kristen, Buddha harus bekerja sama bahwa hal ini harus kita tangani karena ini ancaman yang nyata terutama dengan varian yang baru," jelasnya.
Pemerintah, kata Luhut, tidak tinggal diam dengan keadaan yang terjadi saat ini. Apalagi, Covid-19 juga menyebabkan dampak negatif pada perekonomian Indonesia. Menurut dia, ekonomi akan sulit untuk pulih kalau pandemi masih ada di Indonesia.
"Pemulihan aktivitas ekonomi tergantung pada bagaimana kita menangani Covid-19. Menurut saya ini target yang penting untuk pemerintah Indonesia bagaimana kita bisa menangani dan tapi kita tetap bisa menggerakkan perekonomian," tandasnya.
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Azzumar |
Kategori | : | Nasional, Pemerintahan |