Airlangga Hartarto
|
Jakarta (CAKAPLAH) - Lembaga Pengelola Investasi (Indonesia Investment Authority/INA) akan beroperasi pada kuartal I 2021. Lembaga pengelola investasi dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF) itu akan beroperasi dengan modal US$5 miliar atau sekitar Rp70 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS).
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Ini akan beroperasi di kuartal pertama tahun ini dengan modal US$5 miliar," ujar Airlangga.
Saat sudah beroperasi, modal tersebut akan bertambah. Sebab, targetnya modal SWF akan mencapai US$20 miliar atau sekitar Rp280 triliun.
Tak hanya mengantongi modal besar, Airlangga mengatakan saat beroperasi nanti, SWF juga akan langsung mengelola dana investasi dalam jumlah besar dari investor. Ia mengklaim sudah ada beberapa investor yang akan mengucurkan dana ke SWF.
Yang paling awal adalah US International Development Finance Corporation (DFC). Lembaga pengelola keuangan asal Amerika Serikat itu disebut siap mengalirkan investasi sebesar US$2 miliar.
Lalu, ada juga Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang sudah berkomitmen bakal mengucurkan dana sebesar US$4 miliar ke SWF Indonesia.
"Beberapa investor sudah menunjukkan minatnya dengan mengirimkan surat, dan bersedia berkomitmen ada yang sekitar US$2 miliar, US$4 miliar, dan juga dari yang lainnya dari CDPQ dari Kanada dan Belanda," ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga menyebut pemerintah sudah menggelar komunikasi dengan Otoritas Investasi Abu Dhabi (Abu Dhabi Investment Authority/ADIA). Namun, masih belum ada konfirmasi soal nominal yang bakal diinvestasikan.
Sementara CDPQ Kanada disebutnya sudah sempat berkomitmen secara informal ingin mengalirkan dana US$2 miliar ke SWF. Lalu, APG Belanda potensinya mencapai US$1,5 miliar.
Di sisi lain, ada juga dari dana investasi Singapura, Government of Singapore Investment Corporation Private Limited (GIC) dan Macquarie Group Limited, bank investasi asal Australia, namun masih dalam tahap komunikasi. Khusus Macquarie disebut ada potensial kontribusi sekitar US$300 juta.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menambahkan target modal SWF mencapai Rp280 triliun rencananya akan dikejar dalam satu sampai dua tahun ke depan.
Untuk menarik dana sebesar itu, SWF akan menawarkan sejumlah aset dan proyek investasi dengan nilai mencapai US$5 miliar sampai US$6 miliar atau Rp70 triliun hingga Rp84 triliun pada satu sampai dua tahun ke depan.
Saat ini, aset dan proyek yang akan ditawarkan sedang berada pada tahap uji tuntas (due diligence), penataan, hingga valuasi level aset. Bila sudah rampung, maka akan langsung ditawarkan kepada investor sejalan dengan terpilihnya para jajaran direksi SWF.
"Kami menempatkan US$5 miliar hingga US$6 miliar aset pada tingkat transaksi, diharapkan selesai sebagian tahun ini dan tahun depan," kata Tiko, sapaan akrabnya.
Sebelumnya, lembaga ini sudah dibentuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lima dewan pengawas pun sudah ditunjuk, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, dan tiga dewan pengawas profesional, yaitu Darwin Cyril Noerhadi, Yozua Makes, dan Haryanto Sahari.
Selanjutnya, pemerintah tinggal menunjuk jajaran direksi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan para direksi akan diumumkan pada pekan depan.
"Saya harap minggu ini atau minggu depan kita bisa mengumumkan siapa BoD (board of directors/dewan direksi) yang akan urus kewenangan investasi di Indonesia," ucap Luhut.