PEKANBARU (CAKAPLAH) - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menggelar syukuran menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Panja Migas DPR RI pada 9 Februari lalu. Di mana salah satu poin yang disepakati bahwa Riau dalam hal ini Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dapat ikut serta mengelola Blok Rokan dengan mekanisme Bisnis to Bisnis.
LAMR meyakini bisa memiliki saham pada Blok Rokan yang akan ditinggal PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI) dan akan dilanjutkan oleh pemerintah melalui PT Pertamina. Dimana ada 39 persen saham yang masih bisa diperebutkan, dan LAM meyakini hal itu akan berhasil diraih lembaga adat.
"Perjuangan masyarakat adat Riau yang berjuang untuk bersama-sama dengan Pertamina mengelola Blok Rokan, alhamdulillah diperkenankan, baik oleh bapak presiden, maupun melalui pihak DPR RI melalui komisi VII Panja Migas," kata Ketua Dewan Pengurus Harian Lembaga Adat Melayu Riau Syahril Abubakar, Sabtu (13/2/2021).
Syahril mengatakan, bahwa saat melakukan rapat di DPR RI tidak ada satupun dari anggota Panja yang meremehkan atau mengecilkan posisi LAM Riau untuk ikut serta mengelola Blok Rokan.
Hal tersebut, katanya, berbanding terbalik dengan adanya pihak-pihak di Riau yang meragukan LAM melalui Badan Usaha Milik Adat (BUMA) untuk mengelola Blok Rokan yang hampir dikelola 100 oleh Chevron tersebut.
"Tak ada satupun Panja Migas yang mengecikkan orang melayu. Tak ada satupun dari perwakilan partai - partai pusat tersebut yang meremehkan kita. Nah tapi ini ada orang-orang Riau, yang kita harap bersama-sama dengan kita, malah mempertanyakan itu. Jangan sampai orang melayu yang mengecikkan orang melayu, sedih kite," cakapnya lagi.
Lebih jauh, Syahril mengatakan untuk mendapatkan 39 persen saham tersebut pihaknya segera membentuk tim teknis. Melalui tim teknis tersebut akan dibicarakan kembali bersama Pertamina dan SKK Migas.
"Panja Migas Komisi VII DPR RI sudah memperkenankan dan akan mengagendakan pertemuan antara LAM Riau, melalui BUMA bersama Pertamina serta SKK Migas. Tujuannya, untuk menindaklanjuti dari pertemuan sebelumnya terkait pengelolaan sumur minyak di Blok Rokan tersebut. Kapan waktunya, belum dipastikan," jelasnya lagi.
Terkait BUMA, Syahril mengatakan, adalah bentukan unit manajemen usaha yang diperuntukkan guna pengelolaan usaha padat modal tersebut. Bahkan disebutkan, BUMA yang disiapkan tidak hanya satu. Tetapi ada juga BUMA untuk pemegang saham, termasuk untuk operator.
Nantinya, bersama BUMA tersebut, LAM juga akan menggandeng pihak ketiga sebagai pengelola sumur minyak Blok Rokan.
"Kita sudah bekerja sama dengan pihak ketiga, yang jelas kita siap," tukasnya.***