Dede Firmansyah.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Arab Saudi beberapa waktu lalu telah mengumumkan sebanyak 20 Negara tidak diperkenankan masuk ke negaranya, termasuk Indonesia. Hal ini membuat jemaah tidak dapat melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci Mekkah.
Kondisi ini tentunya berimbas langsung pada pengusaha travel, tak terkecuali juga pada pengusaha travel di Riau.
Salah seorang pengusaha travel di Pekanbaru, Riau, Dede Firmansyah mengatakan, kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi tersebut sangat berdampak kepada pendapatan para pengusaha travel. Kondisi tersebut bahkan membuat pihak travel merugi.
Pasalnya sebagian travel sudah melakukan pemesanan dan membayar tiket pesawat juga penginapan para jamaah di tanah suci.
"Untuk program umrah Februari 2021 saja sudah dibeli tiket pesawatnya, sudah dibayar penginapan di Madinah dan juga di Mekkah," ujar Dede yang juga Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Pemerintah DPP Association of Indonesia Tour and Travel Agency (Asita), Minggu (14/2/2021).
"Ini membuat pihak travel merugi. Setelah cukup lama terpuruk tanpa ada pendapatan, kini harus menanggung beban lagi," imbuhnya.
Dede berharap, Kedutaan Besar Indonesia yang ada di Arab Saudi bisa melakukan lobi. Apalagi menurutnya Indonesia masuk dalam 20 negara tersebut tidak memiliki alasan yang jelas.
Jika tolak ukurnya kasus Covid-19 masih ada, banyak lagi negara lain yang jumlah kasusnya lebih tinggi dibandingkan Indonesia, namun tidak masuk dalam 20 negara yang distop jamaah umrohnya datang ke tanah suci.
"Apalagi Indonesia termasuk negara penyumbang devisa terbesar kepada Saudi, karena memiliki jamaah terbesar setiap tahunnya. Data 2017 saja jumlah jamaah umroh kita 750 ribu jamaah dan haji 250 ribu," sebutnya.
"Untuk itu Kedubes kita yang disana harus ambil sikap melakukan lobi," ujarnya.
Dede menambahkan, setiap jamaah yang akan berangkat ke tanah suci, juga menjalankan prosedur khusus, termasuk wajib vaksin, dan beragam protokol kesehatan, sehingga dipastikan aman untuk berangkat ke tanah suci.
"Selain itu, setiap jamaah jamaah juga pasti selalu menjaga agar tidak terkena virus corona. Jadi apa pertimbangan Arab Saudi sebenarnya memasukkan Indonesia dalam 20 negara yang dibatasi tersebut," ucapnya.
Dede berharap, agar kebijakan ini bisa segera diubah oleh pemerintah Saudi, sehingga jamaah bisa diberangkatkan.
"Okelah sekarang dibatasi, tapi Maret atau minimal April kita harapkan sudah dibuka kembali, sehingga jamaah bisa melaksanakan ibadah pada saat Ramadhan. Karena banyak masyarakat yang ingin melaksanakan umroh di bulan Ramadhan," harapnya.