Airlangga Hartarto
|
Jakarta (CAKAPLAH) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai pulih pada 2021 ini dengan kisaran 4,5% hingga 5,5%. Hal ini sejalan berbagai indikator ekonomi yang menunjukkan perbaikan.
“Saat ini recovery Indonesia sudah berada pada jalur yang benar dan capital market sudah berada di posisi lebih baik dari awal tahun 2020. Sehingga ini menambah keyakinan pertumbuhan ekonomi akan positif dan berbagai lembaga internasional (proyeksi) pertumbuhan ekonomi Indonesia positif 4,4% hingga 4,8% di tahun ini,” tuturnya dalam diskusi virtual, Kamis (18/2/2021).
Ia mengatakan bahwa ada empat kunci pengungkit pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pertama, konsumsi rumah tangga dengan cara meningkatkan daya beli melalui penguatan program bantuan sosial. Hal ini akan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan konsumsi.
Kedua, investasi akan didorong dengan mempercepat reformasi daya saing produktivitas dan reformasi struktural menyangkut iklim investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. “Dengan demikian akan mendorong kemudahan dari investasi sebab investasi di tahun 2020 belum jadi pengungkit sebab pandemi dan diharapkan recovery 2021,” tuturnya.
Ketiga, belanja pemerintah melalui APBN 2021 dan anggaran pemulihan ekonomi nasional untuk mendukung percepatan ekonomi dan transformasi ekonomi. Menurutnya tahun ini pemerintah mengalokasikan pagu anggaran untuk pelaksanaan program PEN sebesar Rp 688,3 triliun, meningkat 18,7% dari realisasi anggaran PEN di tahun 2020 sebesar Rp 579,83 triliun. Pagu ini akan mencakup enam program yakni kesehatan Rp 173,30 triliun, perlindungan sosial Rp 150,21 triliun, program prioritas sebesar Rp 123,8 triliun. Kemudian dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi sebesar Rp 187,17 triliun dan terakhir untuk insentif usaha mencapai Rp 53,86 triliun. “Jadi pesannya (penanganan) pandemi Covid-19 sampai akhir tahun dan pemulihan ekonomi akibat covid akan berjalan beriringan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia meyakini kinerja ekspor akan kembali pulih, didukung membaiknya harga komoditas global dan permintaan global yang meningkat. “Ekspor impor masih minus walaupun trennya ke arah positif. Beberapa sektor seperti perdagangan positif selama Covid-19 didorong neraca perdagangan dengan kinerja positif dan berbagai harga komoditas didukung kelapa sawit ini all time high dan ini membantu nilai tukar pekebun dan kenaikan harga batu bara. Kita tahu berbagai negara dari musim dingin yang gunakan energi alternatif banyak yang gak produksi maksimal, sehingga mendorong harga batu bara dan kenaikan harga minyak, copper dan gold,” tegasnya.
Bahkan adanya program PPKM untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 dan vaksinasi turut memberikan andil untuk memulihkan tingkat kepercayaan konsumen. “Indonesia salah satu negara yang menanggulangi penanganan Covid-19 dan vaksinasi di awal dan kita salah satu negara yang memberikan vaksinasi lebih dulu dan diharapkan tahun ini selesaikan vaksinasi capai herd immunity dimana di Januari Februari sudah ada 1,3 juta petugas kesehatan divaksin dan vaksinasi akan dilanjutkan ke petugas publik lainnya,” tuturnya.***
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | beritasatu.com |
Kategori | : | Ekonomi |