Syamsuar dan Edy Natar Nasution
|
Pekanbaru (CAKAPLAH) - Refleksi pembangunan Provinsi Riau bertepatan dengan 2 tahun masa kepemimpinan Gubernur Syamsuar dan Wakil Gubernur Edy Natar Nasution, hanya disampaikan oleh Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Provinsi Riau Masrul Kasmy, Jumat (19/2/2021) di gedung daerah Gubernuran Riau.
Masrul Kasmy hanya didampingi Kadis Kominfotik Chairul Riski, Kadis Kesehatan Mimi Yuliani Nazir, dan beberapa pejabat lainnya.
Dalam pidato gubernur yang disampaikan Masrul Kasmy, dua tahun kepemimpinan Syamsuar-Edy Natar, diklaim visi misinya sudah berjalan, terutama di bidang infrastruktur banyak yang telah dibangun.
Ia menyampaikan secara garis besar ada 10 pembangunan infrastruktur yang telah dilaksanakan. Walaupun belum semua yang dapat dijalankan karena dalam masa pandemi Covid-19 banyak program yang belum sepenuhnya dijalankan.
Namun sayangnya pemaparan yang panjang lebar tentang capaian kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur Riau di Bumi Lancang Kuning ini tetap saja masyarakat Riau merasa tidak puas dengan kinerja Syamuar-Edy. Hal ini tergambar dari hasil polling yang diadakan oleh CAKAPLAH.COM dalam beberapa minggu ini, hampir 70 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja Syamsuar-Edy.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Syamsuar-Edy ini karena tidak nampaknya pembangunan yang dijalankan selama dua tahun ini. Janji-janji manis Syamsuar-Edy tidak terealisasi di tengah masyarakat. Dalam dua tahun hanya sibuk mengurusi jabatan pejabat yang didatangkan dari kabupaten/kota. Termasuk memberikan jabatan kepada sanak famili Gubernur dan Wakil Gubernur yang menjadi sorotan.
Dari hasil poling CAKAPLAH.COM yang masuk hingga 20 Februari 2021 tepat 2 tahun Syamsuar-Edy Natar menjabat, dari 2.827 orang yang memilih, 67,6 persen atau 1.910 masyarakat tidak puas dengan kinerja Syamsuar-Edy.
21,2 persen atau 600 masyarakat menjawab cukup kinerja Syamsuar-Edy. Dan hanya 11,2 persen atau 317 masyarakat yang puas atas kinerja Syamsuar-Edy.
Menjawab ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Syamsuar Edy Natar ini, Plh Sekdaprov Riau Masrul Kasmy, mengatakan, polling yang dilakukan oleh media CAKAPLAH.COM tidak menjadi patokan untuk bisa menilai kepemimpinan Syamsuar-Edy Natar telah gagal. Namun hal itu bisa menjadi pelajaran sebagai model yang bisa dipakai dalam melakukan pencarian informasi.
“Apa yang disampaikan tentang semacam jejak pendapat yang sedang dijalankan salah satu media, saya kira ini sebagai bentuknya jejak pendapat yang dipakai. Dan kami siap sebagai model yang harus diikuti, tapi karena memang kita akan melakukan penggalian informasi melalui forum-forum dan pola yang sudah ada di pemerintah,” ujar Masrul Kasmy.
“Seperti yang sudah ditunjukkan kita akan melakukan pola mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat. Jadi barangkali ini sebuah ajakan yang bisa digunakan tapi jangan ini jadikan sebagai patokan utama bahwa ini gagal, tidak bisa divonis seperti itu. Ini adalah salah satu yang bisa kita gunakan. Namun kita juga menjadi langkah bagi kita untuk memperbaiki,” ungkapnya lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Teknologi, Provinsi Riau, Chairul Riski, mengatakan, untuk polling yang dilakukan okeh CAKAPLAH.COM sebagai media online ternama di Riau tidak ada tolak ukurnya. Sehingga perlu ada jejak pendapat lainnya terkait pembangunan yang telah dijalankan, apa yang menjadi ketidakpuasan dari masyarakat.
“Terkait polling di satu media, inikan indikatornya tidak ada, jadi apa indokatornya tidak ada. Kalau ada misalnya masalah kesehatan indikatornya ini, kalau ada masalah pembangunan jalan indikatornya ini, jadi ini sifatnya umum hanya satu pertanyaan, bagaimana kinerja pak Syamsuar,” ujar Chairul Riski.
Di tahun pertama menjabat Februari 2019, usai dilantik, Gubernur tidak langsung menjalankan program kerja Gubernur sebelumnya. Bahkan banyak kegiatan-kegiatan pembangunan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tidak dijalankan dan bahkan dihilangkan dengan alasan tidak sesuai dengan visi misi Syamsuar-Edy setelah dilantik sebagai Gubernur Riau. Alhasil tahun pertama pembangunan tidak merata dan tidak berjalan sempurna.
Di tahun kedua pada 2020, Syamsuar-Edy, mulai memasukkan program
Kerjanya sesuai dengan janjinya saat kampanye namun tidak semua program bisa dijalankan. Berselang dua bulan, seluruh dunia termasuk Indonesia dan Riau terkena wabah Virus Corona (Covid-19). Dan kembali Syamsuar tidak bisa menjalankan program pembangunan karena anggaran dipangkas untuk penanganan Covid-19.
Alhasil Syamsuar-Edy kembali mendapat ketidakpuasan dari masyarakat dengan alasan pemangkasan anggaran karena Covid-19.***
Penulis | : | CK1 |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |