Prof. Dr. H. Henry Subiakto, SH, MA, staf ahli Menkominfo RI.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Mewabahnya virus Covid-19 telah mengubah pola hidup masyarakat yang mengharuskan mereka untuk menerapkan protokol yang ketat ketika berada di luar rumah dan membatasi kontak fisik dengan orang lain.
Hal ini juga yang memicu banyak orang lebih memilih belanja secara online dibandingkan bertemu langsung dengan penjual. Terlebih tak hanya karena lebih praktis dan aman dari Covid-19, namun juga karena banyak sekali diskon yang ditawarkan oleh berbagai penyedia layanan jual beli online tersebut.
Berdasarkan data yang disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika, di masa pandemi Covid-19 terjadi perkembangan positif untuk bisnis online.
"Pertumbuhan ekonomi digital di masa pandemi masih positif, dan tetap terbesar di ASEAN. Indonesia memiliki kekuatan 40 persen dari total negara-negara di ASEAN," ujar Prof. Dr. H. Henry Subiakto, SH, MA selaku staf ahli Menkominfo RI, dalam acara Media Gathering yang digelar di Pekanbaru, Minggu (21/2/2021).
Ia mengatakan untuk pengguna E-Commerce di Indonesia juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
"Pengguna E-Commerce di saat pandemi naik hingga 10 juta di Indonesia, terutama barang konsumsi, beauty dan barang-barang alat kesehatan. Ada pendatang baru 55 persen dari non urban. Non urban disini maksudnya adalah dari bukan dari Kota," Cakapnya.
Selanjutnya, untuk pembayara online di masa pandemi juga mengalami peningkatan hingga 40 persen. "Terjadi kenaikan penggunaan aplikasi-aplikasi hiburan di internet. Games lebih dari 100 persen dan Tik Tok dan lainnya lebih dari 20 persen," ungkapnya.
Disampaikan Henry lagi, melihat pesatnya perkembangan dunia digital saat ini khususnya terkait dengan Ekonomi Digital, tentu harus dibarengi dengan pengetahuan yang seimbang. Perlu adanya literasi digital.
"Literasi digital memang sangat diperlukan. Yang pertama adalah untuk mewaspadai kejahatan siber, peningkatan hoax, infodemik hingga serangan siber serta pencurian data pribadi," ungkapnya.
Literasi digital juga sebagai sosialisasi resiko aktivitas online dan bagaimana menghadapinya. Selain itu dengan literasi digital akan mampu memahami perkembangan dan tantangan digital di masa depan agar generasi muda bisa beradaptasi dengan kemampuan dan pengatahuannya.
"Untuk itu selama 2 hari, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menggelar literasi digital untuk masyarakat Riau yang kegiatannya kita laksanakan di Hotel premiere. Literasi Digital ini kita berikan kepada pria, wanita, anak-anak bahkan kaum disabilitas. Harapannya tentu masyarakat akan lebih siap merespon perkembangan internet yang semakin pesat," tutupnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi |