ilustrasi
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo, mengajak semua pihak eleman bangsa untuk mendukung, membantu, dan mendorong terwujudnya produksi vaksin Covid-19, Vaksin Nusantara, Serta menghentikan perdebatan yang terkesan mendiskreditkan kemampuan anak bangsa dalam inovasi vaksin tersebut.
Hal itu disampaikan politisi PDI Perjuangan ini sebagai respon perdebatan publik, baik itu pihak atau lembaga tertentu seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) belakangan ini yang terkesan mendiskreditkan atau menyepelekan, upaya dalam program pengadaan vaksin produk dalam negri berupa vaksin Nusantara yang diinisiasi oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putrantoitu.
“Saya mengajak semua pihak, terutama para stakeholder dan para pihak yang mengerti soal pervaksinan dan soal pengendalian Covid-19 untuk senantiasa berpikir positif, termasuk IDI juga serta semua pihak yang berkaitan dengan penelitian,” kata Rahmat dalam siaran persnya, Senin (22/2/2021).
Menurut Rahmad, tidak pantas jika ada pihak yang terkesan mendiskreditkan vaksin yang diklaim mampu menciptakan antibodi seumur hidup itu, dengan opini semata. Karena faktanya vaksin Nusantara itu saat ini sedang menjalani uji klinis fase II saat ini. Dimana penelitian dalam menciptakan vaksin itu sendiri juga melibatkan perguruan tinggi ternama dan sudah masuk dalam list WHO.
“Tentu kredibilitas seperti Undip (Universitas Diponegoro), sudah pasti taruhanya bila penelitianyan tidak kredibel,” paparnya.
Selain itu, Rahmad mempertanyakan pihak-pihak yang tidak berkompeten di bidangnya memandang kehadiran Vaksin Nusantara dengan cara pikir negatif.
“Soal yang menentukan apakah itu abu-abu, soal itu aman tidaknya Vaksin Nusantara bukanlah ranah akademisi. Ada tugas negara lewat BPOM yang diamanahkan rakyat bertugas memutuskan layak dan tidaknya setelah menilai melalui uji klinis. BPOM yang menentukan, rakyat dan kita percaya BPOM tidak bisa didikte,” teramgnya.
Untuk itu, Rahmad meminta kepada semua pihak sebaiknya menyerahkan sepenuhnya kepada institusi negara yang memang dibentuk untuk melakukan kajian dan memutuskannya. Ia bahkan mendesak jika ada pihak-pihak yang memiliki persoalan dengan para peneliti Vaksin Nusantara untuk tidak keluar dari substansi, lalu dibawa-bawa ke ranah publik.
Menurutnya, berjuang bersama tidak harus menemukan vaksin. Namun, berjuang bisa dilakukan dengan membangun narasi yang menyejukkan masyarakat dan itu sudah dapat dikatakan bagian dari bentuk berjuang.
“Jadi, bisa tidaknya efikasi (khasiat) serta aman tidaknya Vaksin Nusantara kita serahkan pada BPOM yang menilai dan memutuskan bila kita. Jangan belum-belum menghakimi Rahmad,” tandasnya.***
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Nasional |