PEKANBARU (CAKAPLAH) - Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Muhammad Imam Aziz secara resmi membuka kegiatan "Workshop Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Pondok Pesantren di Perkebunan Sawit Melalui Kegiatan Pembibitan guna mendukung program peremajaan sawit rakyat dan santripreneur" yang digelar di salah satu Hotel di Pekanbaru, Rabu (24/2/2021).
Hadir pada kesempatan tersebut Staf Kepresidenan Moeldoko secara virtual, Gubernur Riau Syamsuar, Ketua Umum DPP Apkasindo Riau Gulat ME Manurung, para santri dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Imam Aziz mengatakan karena Santripreneur berbasis sawit ini baru berjalan, ada empat poin penting yang harus dan konsisten dilakukan.
"Kalau kita bercerita sawit, tentu kita harus melihat mata rantai sawit ini sampai ke mana. Misalnya jadi minyak, coklat, kosmetik hingga obat-obatan. Ponpes harus diberi akses sampai ke situ. Kalau enggak, program ini akan biasa saja," ujar Imam Aziz yang juga Ketua Harian PB Nahdlatul Ulama ini.
Agar Pesantren bisa sampai ke level tersebut, harus ada pengembangan sumber daya manusia yang kuat. Caranya adalah dengan menyekolahkan santri untuk menguasai level-level tadi.
Setelah sumber daya manusianya kuat, berikan akses teknologi termasuk juga akses untuk mendapatkan tanah. "Tanah tadi kan untuk menanam, lalu teknologi untuk mengolah hasil. Beri akses dan teknologi untuk membuat pabrik. Kalau pabriknya pabrik minyak goreng, beri jejaring bisnisnya. Kalau jejaring Ponpeskan sudah kuat, tapi jejaring keluar," katanya.
"Kalau tahapan ini dilakukan dengan konsisten, saya yakin program santripreneur ini akan sukses dan kemiskinan berkurang," ungkapnya.
Ia mengatakan lagi, program Santripreneur berbasis sawit ini adalah inisiatif yang sangat bagus. "NU berkomitmen mengawal. Baik dalam penguatan organisasi maupun relasi dengan multi stakeholder," ucapnya.
Gubernur dalam sambutannya mengatakan dengan wilayah kebun sawit yang luas, ekonomi di Provinsi Riau sangat dipengaruhi oleh sawit. Untuk itu ia berharap melalui santripreneur dapat meningkatkan UMKM melalui pembibitan guna mendukung program peremajaan sawit rakyat dan santripreneur. Pemprov Riau sangat mendukung santripreneur untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Harapan saya apa yang diinginkan pak Wakil Presiden RI dapat terwujud yaitu pondok pesantren tidak hanya mencetak santri menjadi ulama namun juga santri yang siap berwirausaha," ujar Gubernur.
Gubernur berharap jangan sampai Provinsi Riau memiliki kesenjangan hidup dalam kemiskinan apalagi wilayah Provinsi Riau yang memiliki potensi minyak dan gas (migas) dan ada juga potensi sawit.
"Karena itulah tentunya mudah-mudahan dengan adanya gerakan ini, santripreneur bisa membantu pemerintah membuat UMKM," Cakap Gubri.
Selain itu, ia berharap juga para santripreneur siap untuk menumbuh kembangkan UMKM di masa mendatang. Apalagi menurutnya, di tengah pandemi Covid-19 ini harapan pemerintah bagaimana tumbuhnya UMKM dari daerah.
"Mudah-mudahan melalui workshop ini kita peroleh inovasi-inovasi baru. Kami dari Pemerintah Daerah support agar kegiatan ini bisa dilanjuti, santripreneur bisa berhasil sebagaimana yang diharapkan pemerintah kita," ungkapnya.
Ketua Umum DPP Apkasindo Riau Gulat ME Manurung mengatakan workshop ini merupakan agenda kelanjutan dari launching santripreneur yang diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu.
"Sebenarnya ini untuk gayung sambut dengan programnya Presiden yang namanya Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). PSR salah satu kelemahannya kan adalah bibit yang susah didapat. Contoh yang di Dumai nggak ketemu bibit, padahal mereka sudah siap. Kemudian di Kampar, Rohul juga bibitnya susah nyari. Walaupun harus beli itu di Sumatera Utara. Kan mahal. Jadi ini sebagai upaya sinergi padu serasi. Kebetulan santrinya ada, tinggal di kebun, cocok," ungkapnya.
"Nantinya untuk masalah pembibitan, pesantren akan dibantu oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPD PKS)," imbuhnya.
Dikatakan Gulat, Pesantren adalah potensi Sumber Daya Manusia yang ada dan nyata di tengah masyarakat. Khususnya pesantren-pesantren yang ada di tengah kelapa sawit.
"Mereka harus ambil peran, jangan menunggu. Nah berperan itu bisa dengan pembibitan sawit. Itukan tak perlu skil tinggi. Dan memang itu penting sekali, karena saat inikan bibit langka. Tak hanya Riau, namun seluruh Indonesia," ucapnya.
Terkait pengembangan sumber daya manusia, tahun ini ada 100 orang santri yang akan dikirim untuk mengusai ilmu-ilmu perkelapasawitan itu, mulai dari ilmu penanaman, perawatan, hingga pengolahan.
"Mereka akan dikuliahkan lewat beasiswa Badan Pengelola Dana Perkebunan kelapa Sawit (BPD-PKS) untuk program D1 hingga D4. Kami Apkasindo yang diamanahkan Wapres KH. Ma'ruf Amin untuk mengawal langsung program ini, akan berusaha maksimal menjalankan tahapan yang ada. Kami sangat senang lantaran semua stakeholder termasuk asosiasi sawit lainnya sangat mendukung," sebutnya.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko yang hadir secara daring tampak senang dengan program santripreneur itu. Mantan Panglima TNI itu mendukung program yang digagas asosiasi para petani sawit tersebut.***