PEKANBARU (CAKAPLAH) - Suasana duka terlihat di kediaman orang tua Praka Dedi Irawan di Jalan Kusuma, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukitraya, Pekanbaru, Selasa (2/3/2021). Sejumlah karangan buka terlihat di rumah duka.
Jenazah almarhum Praka Dedi Irawan diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Selanjutnya jenazah dibawa ke rumah duka Jalan Kusuma.
Suasana duka terlihat di kediaman orang tua Praka Dedi Irawan di Jalan Kusuma, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru. Pelayat berdatangan ke rumah duka untuk memberikan ucapan bela sungkawa.
Sejumlah garangan buka terlihat di rumah duka. Kursi plastik terlihat berberjejer di bawah tendah terpasang di depan rumah untuk pelayat yang menunggu kedatangan jenazah Praka Dedi Irawan.
Heru, abang Praka Dedi Irawan menyebutkan, keluarga tidak menyangka adiknya pergi begitu cepat. Padahal, pagi sebelum dikabarkan tewas, almarhum masih sempat video call dan mengabarkan tentang keadaannya.
"Kaget, soalnya pagi kita masih video call, habis Magrib kita dapat kabar duka bahwa adik kita sudah tidak ada," ujar Heru.
Heru menyebutkan, Praka Dedi Irawan sudah berada di Poso selama tiga bulan. Ia menjalankan tugas negara dan tergabung dalam Satgas Tinombala.
Sebelum berangkat ke Poso, Praka Dedi Irawan sempat pulang ke Pekanbaru, selama 10 hari. "Sebelum berangkat ke Poso dia ke sini. Dia ambil cuti kurang lebih 10 hari. Setelah itu dia berangkat ke Poso," kata Heru.
Kepergian Praka Dedi Irawan ternyata sudah dirasakan oleh orang tuanya. "Kalau saya tidak ada firasat, cuma dari orang tua gigi patah ," kata Heru.
Heru mengenang kembali ketika Praka Dedi Irawan masih bersama keluarga. Anak keempat dari lima bersaudara itu merupakan sosok yang baik dan tidak pernah membuat orang tuanya bersedih.
"Dialah anak yang tidak pernah membuat air mata orang tua jatuh. Ya, yang namanya umur kita tidak tahu. Sosok yang baik adalah dia," tutur Heru.
Praka Dedi Irawan meninggalkan seorang istri yang berada di Stregen, Solo. Ia juga meninggalkan anak yang masih berusia 2 tahun 2 bulan. "Istri almarhum datang, bersama jenazah," tutup Heru.
Di rumah duka, jenazah Praka Dedi Irawan dibawa ke Masjid Abu Bakar untuk disalatkan. Setelah itu, jenazah diserahkan ke pihak militer untuk selanjutnya dimakamkan di Taman Makam Bahagia.
Praka Dedi Irawan gugur dalam baku tembak dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin (1/3/2021). Insiden itu juga menewaskan dua orang warga sipil.***
Penulis | : | CK2 |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Riau, Sulawesi Tengah |