Politikus dan pendiri Partai Demokrat Darmizal.
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat, menilai pelaksanaan kongres luar biasa (KLB) oleh kubu pendiri Partai Demokrat yang dilakukan pada hari ini, Jumat (5/3/2021) di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Sebagai sesuatu berbahaya dan mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sehingga menuntut agar negara melindungi Partai Demokrat yang secara sah diakui negara, dan didaftar secara hukum di Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham).
Demikian disampaikan oleh politisi senior Partai Demokrat, Hinca Panjaitan. Dikatakannya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai mantan Presiden ke-6 yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Serta putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat dan seluruh kader partainya, atas hal itu menuntut keadilan.
"Pak SBY, mas AHY sebagai Ketum Partai Demokrat dan semua kader Partai Demokrat. Menuntut keadilan dari negara yang harusnya melindungi Partai Demokrat, yang secara sah diakui negara dan didaftar secara hukum di Kemenkumham," ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada CAKAPLAH.com, Kamis (4/3/2021) malam.
Anggota Komisi III DPR itu, meyakini penyelenggaraan KLB oleh para eks kader partainya itu adalah wujud kematian demokrasi yang diinginkan oleh negara.
"Ini adalah kematian demokrasi yang diinginkan negara," lanjutnya.
Sehingga mantan Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai Demokrat itu, meyakini terselenggaranya KLB Partai Demokrat tersebut. Adalah sesuatu yang berbahaya dan mengancam kehidupan berbangsa nantinya.
"Ini berbahaya dan mengancam kehidupan kita berbangsa dan bernegara," tukasnya.
Menanggapi hal itu, politikus dan pendiri Partai Demokrat Darmizal menyebut, sebagian besar Ketua DPD dan Ketua DPC sudah menyampaikan kesediaannya untuk hadir dalam KLB yang berlangsung hari ini.
Darmizal pun menyinggung langkah DPP Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dinilainya sudah sangat terlambat dalam melakukan upaya pendekatan kepada DPD dan DPC. Dia menganggap tindakan tersebut sebagai kesia-siaan.
"Sebab semangat dan harapan kami sama: PD harus dipimpin Ketua Umum yang kompeten, terbuka, egaliter dan tidak semena-mena. KLB sudah di depan pintu. Nasi sudah jadi bubur. Mereka tidak perlu menyesalinya," jelasnya.