Ilustrasi/int
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Nilai impor Riau pada Januari 2021 hanya US$ 89,75 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 18,50 persen dibanding nilai impor Desember 2020 yang mencapai US$ 110,12 juta.
"Penurunan ini disebabkan oleh turunnya impor migas dan impor non migas masing-masing sebesar 94,31 persen dan sebesar 2,31 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin, Sabtu (6/3/2021).
Ia mengatakan, selama Januari 2021, nilai impor Riau mengalami penurunan sebesar 11,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang besarnya US$ 101,88 juta.
"Penurunan impor ini disebabkan oleh turunnya impor migas dan impor non migas masing-masing sebesar 57,85 persen dan sebesar 10,70 persen," cakapnya.
Penurunan impor non migas Januari 2021 terhadap bulan sebelumnya terjadi pada enam golongan barang, antara lain yang terbesar yaitu Pupuk sebesar US$ 2,03 juta, Garam, Belerang, Kapur sebesar US$ 1,49 juta, Bahan Kimia Organik sebesar US$ 1,37 juta, dan Besi dan Baja sebesar US$ 0,95 juta.
"Sedangkan kenaikan impor non migas terjadi pada empat golongan barang, yang terbesar yaitu mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$ 14,46 juta, dan kertas dan karton sebesar US$ 0,50 juta," jelasnya.
Impor non migas selama Januari 2021 didominasi oleh mesin-mesin/pesawat Mekanik US$ 25,67 juta (28,96 persen), kemudian Pupuk US$ 21,08 juta (23,78 persen), Bubur Kayu (Pulp) US$ 9,63 juta (10,87 persen), serta Bahan Kimia Anorganik US$ 5,33 juta, dengan kontribusi keempatnya mencapai 69,61 persen.
"Secara keseluruhan, impor 10 golongan barang utama non migas pada Januari 2021 memberikan kontribusi sebesar 88,53 persen terhadap total impor non migas Riau. Sementara, kontribusi impor non migas di luar 10 golongan barang utama sebesar 11,47 persen," imbuhnya.
Dari sisi pertumbuhan, impor 10 golongan barang utama pada Januari 2021 mengalami penurunan sebesar 2,54 persen terhadap bulan yang sama tahun 2020.