Covid-19 Ubah Karakter Orang Berwisata
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Meski Pandemi Covid-19 belum berakhir, namun dorongan untuk berlibur di tengah masyarakat seakan sudah tidak terbendung lagi. Terlebih saat ini sejumlah tempat wisata sudah mulai buka kembali.
Salah satu tempat wisata yang saat ini sudah buka dan menjadi favorit masyarakat Riau dan Pekanbaru khususnya adalah Taman Rekreasi Alam Mayang. Namun ternyata ada perubahan perilaku pariwisata sejak Covid-19 melanda Provinsi Riau, apa itu?
Riyono selaku pengelola Taman Rekreasi Alam Mayang mengatakan, semenjak Covid-19 terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam menyikapi gaya hidup. Salah satunya adalah di sektor pariwisata.
"Hanya saja di sektor wisata ini dianggap sebagai bagian yang dikhawatirkan menjadi penyebaran Covid-19 ini. Namun demikian secara umum masyarakat di Riau ini sepengetahuan kita di lapangan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan cukup tinggi. Disamping kita selaku pengelola pariwisata juga sudah membuat pernyataan melaksanakan Covid-19 yang ketat serta mengikuti program CHSE (Clean, Health, Safety & Environment) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)," ujar Riyono saat berbincang dengan CAKAPLAH.com beberapa waktu yang lalu.
Namun dari sekian waktu berjalan, pihaknya merasakan adanya pola karakter orang berwisata. Yang mungkin ini bukan saja karena faktor kecemasan, tapi lebih mengarah kepada kemampuan daya beli dari masyarakat. Perubahan daya beli ini berdampak pada karakter wisatawan.
"Di taman rekreasi Alam Mayang yang nampak bergeser itu adalah karakter orang berwisata. Kalau dulu sebelum Covid-19 jumlah sepeda motor yang masuk ke Alam Mayang lebih banyak daripada jumlah kendaraan roda 4. Namun saat ini terjadi pergeseran, lebih banyak didominasi oleh roda 4 dan mobil-mobil mewah," sebutnya.
Hal ini menandakan, lanjut Riyono, telah terjadi yang pertama orang menghindari keluar kota dan memilih liburan di dalam kota. Kedua daya beli masyarakat bergeser. Dulu semua orang bisa berwisata, namun kini berwisata ini mereka yang bener-bener untuk mereka yang uangnya berlebih. Hal ini ditandai dengan lebih banyaknya mobil-mobil mewah yang lebih banyak masuk ke Alam Mayang.
"Ini bisa menjadi sebuah kriteria atau karakter dimana pola komunikasi produk pariwisata harus lebih intensif mengemas untuk "golden momen" ini tidak menjadi hal yang sia-sia," cakapnya.
Disampaikan Riyono lagi, untuk fasilitas Alam Mayang saat ini pihaknya hanya bisa melakukan perawatan. Karena memang ada batasan-batasan yang ditentukan oleh protokol kesehatan.
"Namun demikian hal yang paling penting untuk dilakukan adalah bagaimana tetap memberikan tempat yang terbaik bagi wisatawan dan tidak melewatkan golden momen ini," sebutnya.
Untuk lebih menarik wisatawan di sektor tersebut, Riyono mengatakan pihaknya kembali ke platform usaha alam mayang sendiri yakni tempat untuk beraktivitas, tempat berlibur bersama keluarga dan yang ketiga adalah menawarkan suasana asri yang hijau.
"Yang mungkin di tempat lain belum mencapai seperti itu. Jadi inilah power of mind yang kita kemas melalui nama Alam Mayang," tutupnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Serba Serbi, Riau |