Syahrul Aidi
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Riau, Syahrul Aidi, merasa sangat sedih atas kemalangan yang dialami Piola Juningsing, bayi berusia 8 bulan di Inhu, yang lahir tanpa memiliki anus, sehingga membuatnya kesakitan setiap kali hendak buang air besar (BAB).
Syahrul mengaku sangat menyayangkan kondisi Piola yang terkesan tidak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indragiri Hulu (Inhu) itu.
"Pemerintah Kabupaten Inhu harus segera turun tangan bertindak memfasilitasi pengobatannya, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak menolongnya ini bagian dari tanggung jawab pemerintah," ujarnya melalui sambungan seluler kepada CAKAPLAH.COM, Senin (15/3/2021) malam.
Selain mendesak Pemkab Inhu untuk segera bertindak, Syahrul Aidi bersama Komunitas Peduli Bangsa (KPB) Provinsi Riau akan segera bertindak guna memfasilitasi proses pengobatan hingga operasi medis yang dibutuhkan oleh Piola.
"Di luar dari pada tanggung jawab Ppemkab Inhu, kita akui ini adalah tanggungjawab bersama. Saya secara pribadi bersama KPB Riau akan segera membantu memfasilitasi pengobatan medis bagi Piola, saat ini sudah kita koordinasikan, secepatnya akan segera ditangani," terang Syahrul Aidi.
Senada, Ketua KPB Riau, Afrida Yeni yang dikonfirmasi CAKAPLAH.COM, menyatakan pihaknya akan segera mungkin bertindak untuk membantu Piola tersebut.
"Kami pastikan segera mungkin akan bertindak membantunya," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan seorang bayi bernama Piola Juningsing, anak kedua dari pasangan Dedi Herfinal Alian Paino dan Sitina ini lahir pada tanggal 11 Juni 2020 lalu, tanpa dilengkapi anus. Merupakan warga Desa Sialang Dua Dahan, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
"Sejak itu, Piola bayi buang air besar melalui saluran alat kelaminnya (bagian depan, red), " ujar Sitina, ibu bayi malang tersebut, Ahad (14/3/2021).
Hal ini membuat pihak keluarga binggung harus berbuat apa, sebab segala upaya sudah dilakukan, baik berkonsultasi ke dokter maupun berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Pematang Reba, Inhu. Namun semua Dokter menyarankan untuk dioperasi di Pekanbaru.
"Kami sudah berusaha membawa anak ke Dokter, baik di rumah sakit umum maupun rumah sakit swasta. Dokter menyarankan untuk operasi di Pekanbaru melalui BPJS Kesehatan. Saat saya urus BPJS, banyak persyaratan yang harus dipenuhi dan kata orang BPJS NIK anak saya belum online. Tentu kami yang tidak tahu apa-apa menunggu hingga NIK online hingga saat ini anak saya sudah umur 8 bulan. Mau operasi dengan uang sendiri tidak mampu, jangankan untuk operasi anak, untuk keseharian aja susah," ungkapnya dengan wajah sedih.
Rasa sedih dan binggung yang berkecamuk terkadang membuat Sitina hilang akal harus bagaimana, dirinya bahkan sempat berfikir untuk mengakhiri hidupnya ketika melihat anaknya dengan kondisi seperti itu.
"Saya sempat stres karena tidak tahu mau berbuat apa melihat anak saya seperti ini. Tidak ada satupun orang membantu sejak umur 20 hari sejak kelahiran anak kami. Kami selalu berusaha mencari solusinya namun tidak ada yang peduli. Terkadang kalau mau buang air besar, Piola selalu menangis menahan rasa sakit untuk mengeluarkan BAB dari lubang kemaluannya. Itu yang membuat saya sedih," ungkapnya.
Orang tua Piola Juningsih terus berdoa dan berharap ada dermarwan yang membantu permasalahan anaknya tersebut.***
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Indragiri Hulu |