Anggota Komisi II DPRD Kepulauan Meranti, H Hatta, saat menggelar reses di Desa Gayungkiri Kecamatan Rangsang.
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Warga Gayungkiri Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti, mengeluhkan kondisi jalan penghubung desa yang kerap terendam ketika air laut pasang. Kondisi ini, selain menghambat aktivitas warga, juga mengganggu kelancaran belajar mengajar di sana.
Keluhan itu disampaikan langsung kepada Anggota Komisi II DPRD Kepulauan Meranti, H Hatta, saat menggelar reses di Gayungkiri kemarin. Kala itu, hadir langsung Pj kepala desa Gayungkiri, Ruslan, dan puluhan warga lainnya.
Menurut Pj Kades Gayungkiri, Ruslan, jalan penghubung dua desa Gayungkiri ke Citra Damai, paling tidak dua kali dalam satu bulan akan terendam air pasang. Jaraknya sangat jauh, mencapai 400 m hingga 500 m. Selain itu, ketinggian air melebihi lutut orang dewasa. "Kalau jalan sedang terendam, aktivitas terganggu. Murid tak bisa pergi atau pulang sekolah, dan itu harus ditunggu sekitar 4 jam lamanya," kata Ruslan di hadapan H Hatta.
Selain itu, permasalahan abrasi juga dikeluhkan warga di sana. Sudah sejak lama daratan di pesisir Pulau Rangsang itu tergerus oleh ombak laut. Akibatnya, tak sedikit lahan warga kini sudah menjadi laut akibat abrasi. Selain rumah, kebun-kebun kini juga porak poranda akibat abrasi yang sampai saat ini belum juga teratasi.
"Kalau jalan yang terendam air laut, kami mohon betul untuk dicarikan solusi Pak. Apakah dibikin tanggul atau pintu air klep," ujar Ruslan.
Sementara itu, saat reses di Desa Citra Damai, warga mempertanyakan soal pertanian. Dimana, saat ini warga diimbau untuk tidak membakar ketika membuka dan membersihkan lahan perkebunan. Terlebih musim kemarau, karena akan mudah terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Keluhan itu sebagaimana disampaikan Kades Citra Damai Guntono.
Kata Guntono, petani telah mentaati imbauan tidak boleh membakar saat membuka dan membersihkan lahan. Tapi, mereka butuh pupuk untuk pertanian. Solusi bertani saat musim kemarau pun telah dijelaskan pihak terkait, tapi bentuk solusi itu (bantuan, red) belum ada sampai saat ini. "Belum ada bentuk bantuan untuk petani. Mereka menunggu itu," ujar Guntono.
Atas aspirasi yang disampaikan warga Gayungkiri dan Citra Damai ini, H Hatta mengatakan akan segera berkoordinasi dengan OPD terkait. Selain itu, keluhan-keluhan dari warga juga akan dijadikan bahan saat rapat bersama pemda nantinya. "Aspirasi telah kami serap, ini nantinya akan kami sampaikan ke OPD terkait, seperti apa kronologis di lapangan," ujar H Hatta saat itu.
Selain di Gayungkiri dan Citra Damai, Hatta juga menggelar reses di Desa Topang. Masyarakat Topang menyampaikan aspirasi berupa perbaikan jalan poros desa dan jalan lingkungan. Sebab, di daerah Topang ini, sebagian besar semenisasi jalan dibangun saat Kepulauan Meranti masih menjadi bagian dari Kabupaten Bengkalis.
Saat menggelar reses di Gayungkiri, Topang dan Citra Damai kemarin, Wakil Ketua Fraksi Golkar ini disambut langsung kepala desa dan puluhan warga setempat.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Kepulauan Meranti |