Ilustrasi ekspor.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) pada Bulan Februari 2021 mencapai US$ 1,11 miliar atau mengalami penurunan sebesar 27,83 persen dibanding ekspor Bulan Januari 2021 sebesar US$ 1,54 miliar.
Kepala BPS Riau Misfaruddin mengatakan penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan ekspor non migas masing-masing sebesar 19,65 persen dan sebesar 28,75 persen.
"Ekspor migas dari US$ 155,21 juta pada bulan Januari 2021 turun menjadi US$ 124,72 juta pada Bulan Februari 2021, demikian juga ekspor non migas dari US$ 1,38 miliar pada Bulan Januari 2021 turun menjadi US$ 984,33 juta pada bulan Februari 2021," ujar Misfaruddin, Rabu (17/3/2021).
Lanjut Misfaruddin, dari 10 golongan barang ekspor non migas terbesar bulan Februari 2021 dibanding Januari 2021, enam golongan mengalami penurunan, yang terbesar yaitu Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 369,85 juta, Bubur Kayu (pulp) US$ 33,90 juta, dan Berbagai Produk Kimia US$ 25,02 juta.
"Sedangkan empat golongan mengalami kenaikan, yang terbesar yaitu Kertas dan Karton sebesar US$ 19,50 juta, Bahan Kimia Organik US$ 17,42 juta, dan Serat Stapel Buatan US$ 1,64 juta," sebutnya.
Sementara itu, lanjut Misfaruddin, selama bulan Januari-Februari 2021, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 21,02 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh naiknya ekspor migas dan ekspor non migas masing-masing sebesar 304,17 persen dan sebesar 11,75 persen.
"Kenaikan ekspor migas disebabkan oleh adanya ekspor minyak mentah, meskipun ekspor industri pengolahan hasil minyak mengalami penurunan sebesar 27,25 persen," sebutnya.
Selama Januari-Februari 2021, ekspor 10 golongan barang utama non migas memberikan kontribusi sebesar 99,11 persen terhadap total ekspor non migas.
"Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama non migas tersebut mengalami kenaikan sebesar 12,48 persen terhadap periode yang sama tahun 2020," tutupnya.