Pencarian bocah hanyut di drainase Bangkinang.
|
BANGKINANG (CAKAPLAH) - Masyarakat Kabupaten Kampar tidak hanya dihebohkan kasus kematian dua bocah yang tenggelam di kolam bekas Galian C di Kelurahan Pasir Sialang Kecamatan Bangkinang namun juga kasus belum ditemukannya bocah M. Adly Alhafis (3) yang diduga hilang terseret arus deras saluran drainase di Bangkinang sejak Sabtu (20/3/2021) pagi.
Meski hari ini, Selasa (23/3/2021), telah memasuki hari keempat dilakukan upaya pencarian terhadap bocah M. Adly Alhafis (3), namun tim gabungan dari berbagai instansi dan masyarakat belum berhasil menemukan korban Adly.
Hilangnya putra pasangan Dedoferda (34) dan Junaida (35) itu masih misteri, apakah anak mereka hilang karena benar-benar hanyut terseret derasnya arus drainase dekat rumahnya atau karena sebab lain.
Dari pantauan CAKAPLAH.com dan informasi yang dirangkum di lapangan, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kampar, TNI, Polri, Tagana maupun dari Basarnas dan sejumlah pihak termasuk masyarakat pagi ini kembali melakukan pencarian dengan menyusuri saluran drainase yang semuanya bermuara di Sungai Kampar itu.
Menurut informasi dari salah satu petugas, salah satu titik pencarian adalah di bawah akar kayu yang berada di atas saluran air di Jalan Prof M Yamin, SH Bangkinang atau tak jauh dari halte sebelah bangunan RSUD Lama Bangkinang. Pencarian di sini karena ada petunjuk dari mimpi ibu korban.
Kepala Pelaksana BPBD Kampar Afrudin Amga ketika ditemui CAKAPLAH.com dan sejumlah wartawan di ruang kerjanya Senin (22/3/2021) malam mengatakan, Tim SAR yang dinilai lebih ahli dalam hal ini memperkiraan bahwa bocah tersebut tergelincir lalu terseret derasnya arus drainase atau selokan di Jalan Datuk Tabaco Bangkinang pada Sabtu (20/3/2021) pagi lau, maka diperkirakan jenazahnya belum sampai ke Sungai Kampar sebab jarak ke Sungai Kampar cukup jauh, sekira 7 kilometer dan jalur drainase ini banyak tikungan dan sebagian tikungan tajam.
"Apakah nyangkut di bawah, di lubang atau gimana kita belum tahu. Tapi analisa saya mungkin di dalam cekungan dan lainnya," cakap Amga.
Ia menambahkan, tim gabungan tetap melanjutkan upaya pencarian di hari keempat. Beberapa titik lokasi juga sudah dibersihkan dan ditelusuri diantaranya di Jalan Datuk Tabano, Sudirman, Agussalim hingga muara drainase di Jalan A Rahman Saleh menuju Sungai Kampar.
Upaya pencarian juga dilakukan dengan mengeringkan kolam warga yang berada di sisi jalur drainase. Ia juga tak menampik tetap menerima masukan dan saran dari warga termasuk petunjuk "orang pintar". Salah satu dengan melakukan pengeringan terhadap kolam warga yang ada di sekitar jalur drainase Kota Bangkinang tersebut.
Mengenai apakah bocah ini memang terseret arus air yang kebetulan pada Sabtu pagi baru saja hujan lebat di wilayah Bangkinang Kota, sejumlah pihak kata Amga juga belum bisa memastikan karena tidak ada saksi dewasa yang melihat korban terpeleset. Namun keterangan dia terpeleset ke dalam drainase hanya dari penuturan saudara kembar korban yang menunjuk ke arah drainase ketika ibunya menanyakan keberadaan korban.
"Jadi kendala sama kita kan tak ada saksi," beber Amga.
Menurut Amga, kondisi berbeda ketika korban hanyut atau tenggelam di sungai.
"Misalnya kalau ada korban hilang di Sungai Kampar. Pencarian pertama dilakukan di radius tertentu. Kemudian setiap hari ada tambahan radius pencariannya. Namun yang ini sampai hari ini kita tanya orang tuanya masih bingung karena tidak melihat langsung," terang mantan Kepala ULP Kampar ini.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Peristiwa, Hukum, Kabupaten Kampar |