JAKARTA (CAKAPLAH) - Parlemen Indonesia melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menyatakan dampak politik pada Pemilu Presiden di Amerika Serikat pada 3 November 2020, ikut menjadi biang kerok atau penyebab semakin tingginya angka kejahatan rasial, termasuk terhadap warga negara Asia dan baru-baru ini juga menimpa dua orang remaja Indonesia di sana.
Hal itu dinyatakan sebagai penolakan atas opini yang menyatakan tingginya angka kejahatan rasial anti Asia di Amerika Serikat, dipicu oleh masalah pandemi Covid-19 yang cukup tinggi di Negeri Paman Sam itu, dengan jumlah per 23 Maret 2021 adalah 30.580.072 jiwa.
Wakil Ketua MPR RI Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengungkapkan statemen rasis yang berulang kali dilontarkan oleh Donald Trump di masa-masa kampanye Presiden, sesungguhnya sangat memicu dan membekas bagi warga negara Amerika Serikat hingga saat ini. Terlebih mengingat pernyataan itu dilontarkan Trump saat masih menjabat sebagai Presiden Amerika.
"Kita tidak mengatakan sebagai biang keroknya tetapi turut menjadi biang kerok, karena di masa kampanyenya dia mengangkat isu yang paling sensitif di negaranya. Jadi dia begitu memberikan statement yang cukup memicu, hingga hari ini," ujar Syarief Hasan dalam diskusi Empat Pilar MPR, Senin (29/3/2021).
Selain itu, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu, juga menuding bahwa Pemilu Presiden Amerika tahun 2020 adalah Pemilu terburuk sepanjang sejarah Amerika. Terlebih melihat dampak yang terjadi hingga sekarang yakni peningkatan kejahatan rasial, dinilai menjadikan sistem Demokrasi telah gagal di negara itu.
"Pemilu Presiden Amerika tahun 2020 adalah Pemilu Presiden terburuk dibandingkan Pemilu sebelumnya. Bahkan dapat disampaikan bahwa sistem Demokrasi Amerika saat ini telah gagal," tegasnya.
Senada dengan itu, Anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar, Christina Aryani, mengaku sangat menyayangkan narasi rasis yang beberapa kali dilontarkan oleh Trump dimasa kampanye Presiden. Karena hal itu akibatnya saat ini menjadi semakin meluas, oleh dukungan masalah sosial baru yang dipicu oleh pandemi Covid-19.
"Saat ditanya apakah setuju kalau dikatakan Presiden Trump menjadi biang kerok untuk mencuatkan atau menjadi anti rasisme masyarakat ini semakin luas? Jelas Donald Trump harus dipersalahkan. Karena kata-katanya yang memprovokasi di waktu kampanye," tegasnya.
Untuk itu Christina Aryani, menyatakan sangat menyesalkan apa yang terjadi saat ini di Amerika Serikat.
"Jadi kami sangat menyesalkan apa yang terjadi, karena ini menimbulkan dan kekhawatiran serta ketakutan, tentunya ini tidak hanya dialami oleh warga negara Indonesia yang saat ini berada di Amerika tetapi juga warga negara keturunan Asia lain," terangnya.
Sebelumnya kejahatan rasial dalam bentuk penyerangan fisik, terjadi terhadap dua remaja warga negara Indonesia di Philadelpia, Amerika Serikat.
Dua remaja WNI itu mengalami penyerangan pada Minggu, 21 Maret 2021, saat sedang menunggu kereta di sebuah stasiun di Philadelpia. Empat laki-laki tak dikenal mendatangi mereka, lalu menampar dan memukul dua WNI tersebut. Penyerangan tersebut terjadi di tengah maraknya serangan anti-Asia di Amerika Serikat.**
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Internasional, Politik |