Petani cabai. (Foto: Antara)
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Bulan Maret tahun 2021 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau sebesar 137,64.
"Jumlah ini naik sebesar 3,46 persen dibanding NTP Februari 2021 sebesar 133,04," ujar kepala BPS Riau Misfaruddin, Sabtu (3/4/2021).
Ia menjelaskan kenaikan NTP ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 3,48 persen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,01 persen.
"Indeks harga konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,22 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar untuk keperluan produksi naik sebesar 0,30 persen," ucapnya.
Lanjut Misfaruddin, kenaikan NTP di Provinsi Riau pada bulan Maret 2021 terjadi pada 2 subsektor penyusun NTP.
Kenaikan NTP tertinggi terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu sebesar 4,03 persen dan diikuti oleh subsektor Perikanan yaitu sebesar 0,93 persen.
"Sebaliknya 3 subsektor mengalami penurunan NTP yaitu Subsektor Hortikultura turun sebesar 1,19 persen, lalu diikuti subsektor Peternakan yang turun sebesar 0,61 persen, kemudian diikuti subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,32 persen," cakapnya.
Lanjut Misfaruddin, pada bulan Maret 2021, seluruh provinsi di Pulau Sumatera mengalami Kenaikan NTP.
"Bangka Belitung menjadi provinsi dengan kenaikan NTP tertinggi yaitu sebesar 3,93 persen," sebutnya.
Dibandingkan NTP provinsi lainnya yang ada di Pulau Sumatera, lanjut Misfaruddin, Riau menduduki peringkat ke-1 sebagai provinsi dengan NTP tertinggi sebesar 137,64.
"Sementara untuk NTP terkecil di Pulau Sumatera diduduki oleh Provinsi Lampung dengan NTP sebesar 97,85," ucapnya.
Sebagai informasi Nilai Tukar Petani adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.