(CAKAPLAH) - Inhu negeri bersejarah, kau telah menampilkan tontonan layar lebar ke masyarakatmu, dengan judul film "PSU di Akhir Pemilu", yang membuat dag...dig...dug..derrrr! di jantung masyarakatmu, terutama pendukungmu, paling utama 5 kandidatmu.
Pilkada Indragiri Hulu (Inhu) 9 Desember 2020 lalu harus melewati langkah panjang dalam menentukan siapa yang akan memimpin daerah ini 5 tahun ke depan. Setelah 5 pasangan calon Bupati Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) ditetapkan oleh KPU Inhu beberapa waktu lalu hingga akhirnya "Bertarung" di pesta demokrasi yang sangat menegangkan tersebut, kini tinggallah menunggu proses Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang akan dilaksanakan di TPS 03 Desa Ringin, Kabupaten Inhu.
PSU ini akan dilaksanakan sesuai keputusan MK nomor 93/PHP.BUP-XIX/2021 yang dalam amar putusanya pada pokok permohonan kedua menyatakan batal berlakunya.
Palu sidang MK telah diketok, PSU akan dilaksanakan 20 April mendatang di bulan suci Ramadan. Pertanyaan yang timbul, apakah ini akhir dari perjuangan dalam membangun Inhu ke depannya? Tidak tentunya.
Namun bisa saja pertanyaan tersebut memiliki penafsiran yang berbeda pada setiap 5 calon yang ikut berkompetisi beberapa waktu lalu.
Misal, ditanyakan pada calon No urut 1 "Nurani, No 3 "Syiar" dan No 4 BWS. Mereka pasti menjawab tidak akan memperjuangkan kemenangan dalam PSU mendatang sebab tidak ada celah yang bisa memenangkan masing-masing calon tersebut.
Namun jika ditanyakan pada pasangan Ridho No urut 5, dan Rajut No urut 2 mereka pasti akan memperjuangkan kemenangan dalam PSU Ringin tersebut.
Yaa...memang peluang menang untuk pasangan Ridho sangat tipis, bahkan setipis kulit bawang, mereka pasti akan terus berjuang dalam PSU mendatang. Seperti yang telah diucapkan kuasa hukum pasangan Ridho Dr. Saut Marulitua Manik dalam video konferensi setelah putusan MK dibacakan 22 April lalu.
Kalau kita tanyakan ke pasangan Rajut No urut 02, mereka juga pasti akan berjuang sekuat tenaga, bedanya perjuangan mereka mungkin agak lebih ringan dibanding kubu Rhido, yang mana Rajut telah memiliki modal suara sebesar 285 dari total suara 324 (DPT+DPTb) yang akan diperebutkan di PSU Ringin nanti. Optimis menang ini sudah terlihat di masing - masing pendukungnya yang selalu dituangkan di media sosial mereka, meskipun kubu Rajut belum ada melakukan konferensi pers kemenangan untuk PSU mendatang.
Di samping peluang- peluang kemenangan yang saya ceritakan tadi, apapun itu pertanyaan di awal saya tadi mengenai apakah awal atau akhir dari perjuangan ? Itu mesti dijawab dalam hati oleh masing masing calon ke depannya. Siapapun yang akan memimpin Inhu ke depannya hendaknya jadikanlah ini awal dari perjuangan. Perjuangan yang sesungguhnya adalahah bagaimana membangun Inhu untuk 5 tahun ke depan.
Lalu, untuk pasangan calon lain yang belum terpilih atau istilahnya "Bupati yang tertunda". Apakah mereka menyerah begitu saja dalam membangun Inhu? Jangan !! Mereka hendaknya justu harus lebih semangat lagi dalam mendampingi bupati terpilih, jika dalam hal positif maka akuilah dan berikan penghargaan, namun sebaliknya jika kebijakan yang diambil menyimpang, maka kritisilah dengan cara yang baik dan membangun, sebab bupati juga manusia biasa yang tak luput dari salah.
Saya pernah berbincang sedikit dengan masyarakat yang ada di salah satu Desa terisolir Inhu dalah hal ini tidak saya sebut namanya, dimana akses jalan menuju desa tersebut saja butuh perjuangan yang sangat menguras energi agar bisa sampai ke sana.
Saya bertanya begini, "Kalau boleh tau siapa pilihan bapak untuk Bupati Inhu nanti pak"? Sontak saja ia menjawab "Saya tak akan milih, siapapun bupati selama ini kami masyarakat bawah ya gitu- gitu aja".
Ini mungkin salah satu jawaban yang salah untuk masyarakat yang menganut sistem Demokrasi, namun demikianlah adanya, memang sih pemilihan umun yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali tidak akan memberikan dampak secara langsung di setiap individu masyarakat, butuh proses yang panjang untuk membenahi tahapan demi tahapan dalam pembangunan di negri ini agar manfaat dari program pemerintah bisa dirasakan oleh setiap individu masyarakat.
Apalagi APBD Inhu terbilang sangat kecil yakni sebesar Rp1,4 triliun lebih untuk Tahun Anggaran 2021. Angka ini pastilah tidak akan bisa memenuhi semua keinginan masyarakat, ada skala prioritas yang akan didahulukan.
Mudah -mudahan dengan terpilihnya bupati baru di Inhu nanti, semua keinginan masyarakat Inhu bisa dipenuhi meskipun belum semuanya bisa merasakanya.
Penulis | : | Musaher SE, wartawan Cakaplah.com |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Politik, Cakap Rakyat, Kabupaten Indragiri Hulu |