Muhammad Lutfi
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Hasil kunjungan kerja Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi ke China, membawa kabar gembira. Pasalnya sebanyak enam perusahaan asal China berhasil diikatnya untuk membeli produk dalam negeri seperti sarang burung walet, nanas, gula aren, porang dan furnitur dengan nilai perdagangan sebesar 1,38 miliar USD atau setara Rp20,04 triliun.
Dikatakannya dalam pertemuan delegasi yang berlangsung sejak 1-3 April 2021 di China itu, Muhammad Lutfi telah mengikat komitmen dengan enam perusahaan China atas kerjasama dagang itu.
“Kesepakatan dagang tersebut berasal dari komitmen enam perusahaan Tiongkok yang akan mengimpor produk sarang burung walet, buah tropis khususnya nanas, porang, gula aren dan furnitur senilai Rp20,04 triliun,” ujarnya dalam keterangan tertulis diterima CAKAPLAH.COM, Senin (5/4/2021).
Sebagai salah satu contohnya pada produk furnitur, perusahaan Shandong Jinruyi Group mengungkapkan minatnya melakukan investasi di Indonesia yang diperkirakan bisa menyerap hingga 3.000 tenaga kerja. Oleh karena itu, Mendag menargetkan ada peningkatan ekspor Indonesia ke China dalam tiga tahun ke depan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor Indonesia ke Tiongkok pada 2020 tercatat sebesar USD31,78 miliar atau naik 13,64% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total perdagangan kedua negara di tahun yang sama tercatat sebesar USD71,41 miliar.
“Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Tiongkok menjadi USD100 miliar pada 2024," kata Mendag.
Selain kesepakatan dagang dan investasi, kedua negara sepakat menjajaki kerja sama ekonomi yang lebih dalam dengan melakukan pembaruan dari skema bilateral Economic and Trade Cooperation yang telah terjalin sejak 2011 menjadi Trade and Investment Facility Agreement (TIFA).
Indonesia dan China juga sepakat mengoptimalisasi kesepakatan yang telah terjalin seperti dalam skema ASEAN-China FTA dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Selain itu, Indonesia-China negara juga sepakat memperkuat perdagangan multilateral dalam kerangka World Trade Organization (WTO). Pemerintah Tiongkok berharap Indonesia dapat mendukung proposal Investment Facilitation yang sedang digagas di WTO.
Secara umum, ketiga menteri menyepakati penguatan komitmen kedua negara soal isu kawasan, kerja sama ekonomi, investasi, pendidikan, serta penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, dan percepatan vaksinasi.**