High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Riau, Rabu (7/4/2021).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau memastikan ketersediaan bahan pangan pokok di Riau selama bulan Ramadhan dan juga Idul Fitri 1442 Hijriah.
"Dapat kami sampaikan bahwa ketersediaan bahan pangan pokok di Riau berada pada jumlah yang cukup memadai hingga Juli 2021," ujar Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution dalam acara High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Riau yang digelar oleh Pemprov Riau bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Rabu (7/4/2021).
Ia mengatakan bahkan untuk komoditas seperti cabai rawit dan daging sapi diperkiran tetap tersedia hingga akhir Agustus 2021.
"Beberapa komoditas seperti jagung, gula pasir, minyak goreng, dan cabai merah keriting akan terus dipantau ketersediaannya dan akan dipasok dari provinsi lain secara berkala," cakapnya.
Dikatakan Wagubri, cadangan kecukupan bahan pokok tersebut dapat sewaktu-waktu ditingkatkan, sejalan dengan telah disepakatinya Kerjasama Antar Daerah (KAD) tanggal 22 April 2020 oleh Kepala Daerah se-Sumatera untuk menjamin kecukupan pasokan bahan pangan pokok di masing-masing Provinsi.
"Meskipun demikian, TPID Riau tetap akan memantau jumlah persediaan bahan pangan pokok di pasar-pasar di Riau dan mengawasi pergerakan harga bahan pangan pokok di tingkat distributor dan pedagang yang bekerja sama dengan Satgas Pangan Kepolisian Daerah Riau," cakapnya.
"Satgas Pangan akan menindak tegas oknum-oknum distributor dan pedagang yang diduga sengaja melakukan penimbunan bahan pangan pokok dan/atau membuat harga menjadi tidak wajar," imbuhnya.
Lanjut Wagubri, TPID Riau melalui Pemprov Riau dan seluruh Kabupaten/Kota Riau juga berkomitmen menjaga kelancaran jalur distribusi bahan pangan pokok di tengah penerapan PSBB di beberapa Kabupaten/Kota di Riau.
"Selain itu, Pemprov Riau dan seluruh Kabupaten/Kota Riau bersama-sama dengan Bulog Riau akan terus melakukan inovasi dalam pelaksanaan pasar murah. Contohnya, Bulog Riau telah membuka kanal pemesanan bahan pangan pokok secara online melalui bulogdapurkita.com dengan dukungan fitur delivery serta pemesanan via website dan aplikasi WhatsApp," sebutnya.
Disadari bersama, bahwa Riau masih merupakan daerah defisit untuk bahan pangan pokok dan memiliki ketergantungan yang tinggi akan pasokan dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Jawa.
"Oleh karena itu, kami terus menjalankan program peningkatan produksi bahan pangan pokok baik dalam jangka pendek maupun menengah panjang, agar ke depannya Riau dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara
mandiri, bahkan dapat menjadi daerah surplus," ucapnya.
Sementara itu Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau Decymus menerangkan ada beberapa jenis kelompok komoditi pengendali yang harus selalu dipantau stabilitas ketersediaan dan harga seperti kelompk Cabai, Bawang, Telur dan Ayam.
Menurutnya, komoditi pengendali itu perlu mendapat pengawalan ketat untuk menjaga ketersediaan agar stabilitas harga terkendali.
"Salah satu langkah yang sudah dilakukan oleh TPID yakni memperpendek rantai pasokan. Jika sebelumnya terdeteksi setidaknya ada delapan rantai pasokan, kini berhasil dipangkas separuhnya," sebutnya.
Dengan memperpendek rantai pasokan maka harga akan terkendali dan petani tentunya akan mendapat keuntungan yang lebih banyak.
"Jadi di Riau, kita harus hafal polanya. Kapan cabai itu panen, kapan bawang panen. Kemudian biasanya akan cenderung baik pada bulan atau momentum tertentu. Pola ini selalu berulang. Oleh sebab itu, pola-pola seperti ini harus cermati dan dipelajari agar ketemu strategi pengendaliannya," pungkas Decymus.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |