150 mubalig/ulama di wilayah Riau ikuti pelatihan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau untuk menjadi Influencer terkait gerakan wakaf uang, Jumat (8/4/2021).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sebanyak 150 mubalig/ulama di wilayah Riau diberi pelatihan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau untuk menjadi Influencer terkait gerakan wakaf uang, Jumat (8/4/2021). Tak hanya itu saja, namun dalam kegiatan ini juga diakukan sosialisasi bagaimana belanja bijak di Bulan Ramadan.
Asisten Direktur dan Kepala Tim Implementasi Kajian Ekonomi Keuangan Daerah BI KPw Riau, Adhi Nugroho mengatakan menurutnya kenapa menggandeng para mubalig, karena peran mubalig di masyarakat sangat penting. Lewat dakwah, BI berharap nantinya pesan yang disampaikan akan bisa terkomunikasikan dengan baik.
Momentum Ramadan juga dirasa sangat pas untuk mendukung kegiatan ini, secara bertahap kegiatan ini akan dimulai dan nantinya akan dilaunching secara resmi diperkirakan pada Agustus 2021.
"Untuk mendukung gerakan wakaf uang tersebut, BI membantu dan memfasilitasi agar masyarakat membayarkan dengan sistem digital melalui QRIS dan BI juga menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga pengumpul infak, zakat, dan wakaf yang resmi seperti Badan Wakaf Indonesia (BWI), Dompet Dhuafa dan lainnya," cakap Adhi.
"Nantinya dalam prakteknya, fasilitas yang disiapkan BI yaitu dengan menerbitkan QRIS wakaf sehingga setiap mubalig yang digandeng akan diberikan kode QRIS yang dapat digunakan mubalig untuk mengajak jamaah melakukan wakaf uang secara digital," imbuhnya.
Selain soal wakaf uang, pada kesempatan tersebut BI juga mensosialisasikan soal belanja bijak saat Ramadan.
"Kami meminta bapak-bapak mubalig untuk membantu pengendalian inflasi, ini menjadi penting karena yang terjadi saat konsumsi pangan berkurang dari 3 kali makan menjadi 2 kali makan, tapi tidak sejalan dengan yang terjadi pada tataran harga pangan," sebutnya.
Adhi memaparkan momen Ramadan biasanya permintaan bahan pangan malah mengalami lonjakan dibandingkan di luar bulan puasa, yang bisa mengakibatkan meningkatnya angka inflasi. Oleh karena itu, BI meminta para mubalig untuk menyampaikan kepada jemaah, agar tidak memborong barang belanjaan selama Ramadan, sehingga angka inflasi dapat terjaga.
Kemudian apabila masyarakat sudah dapat menjaga keinginan berbelanja tersebut, tentu ada uang berlebih yang dapat disisihkan untuk dibagikan kepada orang lain, salah satunya dengan melaksanakan wakaf uang.
"Setelah belanja bijak dan mengurangi konsumsi selama Ramadan, dana yang telah disisihkan tadi bisa dimanfaatkan untuk membantu orang lain, melalui penyamaan persepsi manfaat salah satunya melalui wakaf uang," pungkasnya.