Penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita di Istana Peraduan samping Istana Siak Assereyah Hasyimiah.
|
SIAK (CAKAPLAH) - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menyerahkan Istana Peraduan Tengku Syarifah Latifah kepada pemerintah kabupaten Siak yang telah selesai dipugar atau direstorasi.
Penyerahan itu ditandai dengan penandatanganan berita acara serahterima antara PT RAPP dan Pemkab Siak di Ruang Pucuk Rebung, Kantor Bupati Siak. Dan dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita di Istana Peraduan samping Istana Siak Assereyah Hasyimiah.
Proyek pemugaran Istana Peraduan itu dimulai dari 29 Oktober 2018 lalu dan rampung 9 Januari 2020. Proyek itu menelan anggaran sebesar Rp3,2 miliar lebih.
Direktur PT RAPP, Mhd Ali Shabri mengatakan pekerjaan pemugaran Istana Peraduan ini merupakan rekonstruksi dan revitalisasi dalam mengembalikan bentuk asli peninggalan bersejarah dari Sultan Siak, dengan menata kembali interior dan eksteriornya serta melengkapi furnitur yang ada di dalam Istana Peraduan tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Siak dan seluruh pihak yang sudah memberi kepercayaan kepada PT RAPP untuk melaksanakan proyek pemugaran Istana Peraduan ini. Alhamdulillah sudah terlaksana dan selesai dengan baik. Semoga menjadi daya tarik baru wisata di Siak," cakapnya, Senin (12/4/2021).
Ali melanjutkan, pemugaran itu meliputi enam ruangan yang terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, diorama, kamar tidur utama, ruang makan keluarga dan ruangan pembatas.
"Kami berharap agar Istana Peraduan yang sudah selesai dipugar ini dapat dilindungi dan dijaga keberadaannya sehingga tetap dikenal sebagai salah satu warisan sejarah dan cagar budaya yang ada di Kabupaten Siak dan di Indonesia bahkan dunia pada umumnya," katanya.
PT RAPP sebagai industri pengolah hasil hutan tanaman industri, sambungnya, terus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan yang berkelanjutan di wilayah operasionalnya.
Selain melalui program pengembangan masyarakat, salah satunya adalah mendukung pemerintah dalam pencapaian target dari tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dukungan tersebut salah satunya dalam wujud realisasi proyek pemugaran Istana Peraduan dimana proyek tersebut menjadi kontribusi RAPP terhadap Tujuan SDGs ke-11 atau membangun kota dan pemukiman inklusif, aman, tahan lama dan berkelanjutan.
Bupati Siak, Alfedri mengaku takjub dan terkesan dengan hasil pemugaran Istana Peraduan tersebut. Ia menilai tak ada yang berubah dari bentuk, furnitur sampai warna asli dari bangunan Istana Peraduan itu.
Ia menilai pengerjaan restorasi yang hampir mirip aslinya cukup sulit, tak segampang bangun fisik baru atau renovasi. Namun bisa diselesaikan dengan hasil memuaskan.
"Kami akui hasilnya rapi, cukup megah dan indah. Dari bahannya, bentuknya dan warnanya mirip seperti digambar dokumentasi cagar budaya Siak. Hal ini tentu tak merubah esensi dan konstruksi aslinya yang bergaya istana melayu tempo dulu," puji Alfedri.
Setelah dilakukan serahterima, nantinya pemkab Siak segera mencatat aset di Istana peraduan oleh OPD terkait untuk selanjutnya dilakukan perawatan rutin.
Alfedri menambahkan, Siak telah ditetapkan sebagai kawasan situs kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2018 lalu, dan kini sedang dalam proses menjadikan Siak sebagai World Heritage di Asia Tenggara dari UNESCO.
"Situs budaya ini nilainya luar biasa karena nilainya tak terhingga (sigma). Kami mengucapkan terima kasih kepada PT RAPP yang sudah berkontribusi dalam mendukung program pelestarian cagar budaya di Siak," kata dia.
Untuk diketahui, Istana Peraduan merupakan salah satu situs cagar budaya yang erat kaitannya dengan sejarah kesultanan Siak. Istana Peraduan yang menjadi tempat peristirahatan Sultan Siak, Sultan Syarif Kasim II adalah bagian dari Istana Kesultanan Siak Sri Indrapura.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Siak |