Yenny Wahid
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Yenny Wahid putri Almarhum Presiden Abdurrahman Wahid, menyebut watak oligarki dan nepotisme mulai ditunjukkan oleh Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Demikian disampaikan Yenny Wahid, melalui juru bicaranya Imron Rosyadi Hamid, dalam keterangan tertulis yang diterima CAKAPLAH.COM, sebagai respon atas polemik yang kini terjadi di internal PKB.
"Dalam pandangan kami, PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar semakin menunjukkan watak oligarki dan nepotisme yang tidak sehat bagi pengembangan demokrasi," ujar Imron Rosyadi, Rabu (14/4/2021) di Jakarta.
Ditegaskannya, pernyataan itu dibuktikan melalui sejumlah aduan yang diterima oleh Yenny Wahid dari para kader PKB di daerah pasca diselenggarakannya Musyawarah Cabang (Muscab) serentak tahun 2021, beberapa waktu lalu.
"Mbak Yenny sudah mendengar berita-berita menyangkut dinamika internal PKB pasca dilangsungkannya Muscab serentak tahun 2021 yang menimbulkan ketidakpuasan pengurus daerah," katanya.
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk menghindari semakin meluasnya konflik di internal, Yenny Wahid meminta para tokoh di DPP PKB dan juga sesepuh PKB agar segera mengingatkan Muhaimin Iskandar. Terlebih lagi atas peristiwa sejarah masa lalu perebutan PKB oleh Muhaimin Iskandar dari kepemimpinan Gus Dus.
"Kami mengetuk kesadaran semua pihak termasuk internal DPP bahkan para sesepuh agar mengingatkan Muhaimin Iskandar dan lingkaran elitenya untuk kembali kepada sejarah awal berdirinya partai. Termasuk sejarah masa lalu Muhaimin Iskandar dalam memperlakukan Gus Dur dalam konflik PKB yang masih terus diingat warga NU," ujarnya.
Menurutnya, jika khususnya para sesepuh PKB masih tetap bersikap diam atas watak oligarki dan nepotisme yang mulai ditunjukkan oleh Muhaimin Iskandar itu. Akan terjadi gerakan dari kader akar rambut PKB yang menilai para sesepuh turut melindungi Muhaimin Iskandar.
"Kami khawatir, diamnya para sesepuh akan dianggap sebagai upaya perlindungan kepada Cak Imin yang memiliki sejarah kelam terhadap Gus Dur sehingga berdampak pada penilaian negatif kalangan akar rumput terhadap para sesepuh," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sejumlah media, belakangan ini dikabarkan wacana penggulingan kepemimpinan Muhaimin Iskandar dari jabatan Ketua Umum PKB mulai mencuat.
Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mulai menguasai PKB sebagai Ketua Umum, sejak Sejak 25 Mei 2005 hingga kini. Muhaimin Iskandar terpilih sebagai Ketua Umum melalui Muktamar PKB di Semarang pada 2005, dimana hasil Muktamar itu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syura.
Namun, menjelang Pemilu 2009, internal PKB kembali bergolak. Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang tidak lain merupakan keponakan Gus Dur itu, dipecat dari jabatannya karena dianggap melakukan manuver dengan “bermain-main ke istana" atau mendekati pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu.
Cak Imin dan para pendukungnya tidak terima, kemudian mengajukan gugatan terhadap Gus Dur ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Isu Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB pun mulai mengemuka.
Ternyata benar. Hanya saja kedua belah pihak yang berseteru menggelar MLB sendiri-sendiri. Kubu Gus Dur di Parung (Bogor) pada 30 April-1 Mei 2008, sedangkan rombongan Cak Imin melaksanakan hajat di Hotel Mercure Ancol sehari berselang.
MLB Ancol memutuskan Cak Imin kembali duduk sebagai Ketua Umum PKB, sekaligus mendepak Yenny Wahid, putri Gus Dur, dari jabatan Sekretaris Jenderal PKB dan menunjuk Lukman Edy sebagai penggantinya. Posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro juga digusur, digantikan oleh KH Aziz Mansyur.**