Ilustrasi/int
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari-Maret 2021, ekspor non Migas ke sepuluh negara tujuan utama memberikan kontribusi sebesar 68,10 persen terhadap total nilai ekspor non Migas Riau.
"Dari sepuluh negara tujuan utama, lima diantaranya memberikan kontribusi terbesar. Tiongkok menjadi negara yang paling banyak memberikan kontribusi," ujar Kepala BPS Riau, Misfaruddin, Senin (19/4/2021).
Ia merincikan, 5 negara yang memberikan kontribusi terbesar adalah Tiongkok US$ 748,02 juta (18,79 persen), selanjutnya India US$ 568,15 juta (14,27 persen), Malaysia US$ 234,87 juta (5,90 persen), Pakistan US$ 218,30 juta (5,48 persen), dan Bangladesh US$ 192,10 juta (4,83 persen).
"Kontribusi kelimanya mencapai 49,28 persen, sedangkan lima negara lainnya memberikan kontribusi sebesar 18,82 persen," cakapnya.
Disampaikan Misfaruddin, dari 10 negara terbesar tujuan ekspor non Migas bulan Maret 2021 dibanding bulan Februari 2021, sebanyak 9 negara mengalami kenaikan, hanya satu negara mengalami penurunan.
"Kenaikan terbesar terjadi pada ekspor ke negara India sebesar US$ 173,42 juta, Tiongkok US$ 129,79 juta, Pakistan US$ 45,75 juta, Belanda US$ 34,59 juta, dan Bangladesh US$ 32,10 juta. Sedangkan penurunan ekspor terbesar hanya terjadi ke negara Filipina sebesar US$ 3,70 juta," sebutnya.
Lanjut Misfaruddin, ekspor non Migas mengalami kenaikan sebesar 26,40 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor industri sebesar 26,61 persen, dan ekspor pertanian sebesar 11,13 persen, dibanding periode yang sama tahun 2020.
"Dilihat dari kontribusinya terhadap total nilai ekspor pada Januari-Maret 2021, ekspor non Migas memberikan kontribusi sebesar 89,67 persen. Sedangkan ekspor Migas 10,33 persen. Besarnya peranan sektor non Migas didukung oleh peran sektor industri sebesar 88,61 persen," ucapnya.
01
02
03
04
05
Indeks Berita