Pekerja migran Indonesia. Foto: Kompas.com.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sedikitnya ada 40 ribu pekerja imigran asal Indonesia akan kembali ke tanah air, karena berakhir masa kontrak kerja dan dideportasi.
Dari 40 ribu pekerja imigran tersebut ada yang dari Malaysia dan Singapura. Untuk kepulangan para pekerja imigran tersebut rencananya akan melalui jalur laut, dan masuk di pelabuhan Batam dan Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Termasuk masuk melalui Pelabuhan Dumai. Diperkirakan 150 orang pekerja imigran akan masuk melalui Pelabuhan Dimai per harinya, namun tidak setiap hari.
"Kementerian Luar Negeri tadi sudah menjelaskan ada 40 ribu pekerja imigran kita yang akan kembali tanah air. Baik karena sudah berakhir masa kontraknya maupun yang dideportasi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Doni Monardo saat rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Riau, Kamis (22/4/2021).
Hanya saja Doni belum bisa memastikan kapan para imigran asal Indonesia akan kembali ke Indonesia. Untuk itu pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Kemenlu, Imigrasi, dan KBRI.
"Belum ada kepastian kapan datangnya. Kita tetap akan melakukan koordinasi dengan pihak Kemenlu, Imigrasi dan KBRI di Kuala Lumpur," ujarnya.
Namun sebelum para imigran kembali ke tanah air, lanjut Doni, pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu melakukan persiapan untuk menyambut kedatangan para imigran.
"Tadi sudah disepakati kalau memang Riau termasuk daerah yang menerima kedatangan imigran, maka cukup satu saja pintu yang dibuka yakni Pelabuhan Dumai. Makanya kita lakukan persiapan, karena ini penting untuk membahas hambatan-hambatan, sehingga ketika nanti diputuskan Pelabuhan Dumai sebagai tempat menampung imigran, maka Dumai sudah siap," terangnya.
Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berharap pekerja imigran yang akan masuk di Pelabuhan Dumai hendaknya harus dilakukan pemeriksaan secara ketat, harus diswab dan karantina.
"Imigran masuk di Pelabuhan Dumai ini kami harap harus dikarantina. Memang di Dumai ada fasilitas Pemprov Riau yakni BLK, namun itu tidak memenuhi standar. Salah satu cara adalah memanfaatkan hotel-hotel yang ada di sana," ujarnya.
Karenanya, Gubri berharap Pemko Dumai dapat mempersiapkan hotel-hotel untuk karantina imigran sebelum kembali ke daerahnya masing-masing.
"Kami harap Pak Walikota dapat mempersiapkan losmen atau hotel-hotel bintang dua untuk karantina," harapnya.
Selain persoalan tempat karantina, lanjut Gubri, alat PCR di Dumai juga menjadi kendala. Karena saat ini hanya ada satu alat PCR di sana.
"Kami berharap setidak-tidaknya ada tiga alat PCR, sehingga ada percepatan untuk mendeteksi para imigran apakah positif atau negatif Covid-19. Tentu ini yang haris dipersiapkan Kementerian Kesehatan, termasuk tenaga kesehatan di labor PCR itu. Karena kami mengalami kendala keterbatasan tenaga kesehatan analis di labor," cakapnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Nasional, Pemerintahan, Riau, Kota Dumai |