Habib Rizieq Shihab saat tiba di Tanah Air setelah bertahun-tahun di Arab Saudi
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Sidang pembacaan nota pembelaan atau pledoi terdakwa atas perkara kerumunan Petamburan dan Megamendung Habib Rizieq Shihab, diwarnai dengan tangis berurai air mata yang mengungkap semua kesakitannya selama berada di Arab Saudi.
Mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu mengaku, kesakitan yang dialaminya itu bermula dari operasi intelijen hitam berisi info fitnah tentang dirinya kepada pemerintah Saudi, hingga membuat Habib Rizieq Shihab diinterogasi oleh Kantor Penyidik Intelijen Saudi Arabia.
Diungkapkannya penyebab selama tiga tahun setengah dirinya terpaksa harus bertahan tinggal di Saudi Arabia, adalah akibat pencekalan yang membawanya harus berada dalam pengasingan. Pencekalan tersebut akhirnya menyebabkan overstay yaitu melewati batas waktu visa izin tinggal setahun.
"Saya dan keluarga berulang kali mencoba pulang, tapi selalu gagal dan Kedubes RI Saudi Arabia bukan membantu kami sebagai WNI, bahkan justru sering membuat pernyataan-pernyataan kontroversial yang memojokkan kami sekeluarga," ujarnya dengan berurai air mata, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (20/5/2021).
"Dan akhirnya kami paham bahwa kami sebenarnya bukan sedang dicekal, tapi hakikatnya kami sedang diasingkan, agar tidak bisa pulang ke tanah air dan tidak bisa lagi kumpul dengan umat di Indonesia," lanjutnya.
Yang lebih menyakitkan lagi, tambahnya, para oligarki menggerakkan gerombolan semua kalangan untuk membuat pernyataan, baik secara eksplisit maupun implisit, untuk tebar ancaman menakut-nakuti bahwa jika HRS pulang, maka akan ditangkap dan ditahan.
"Dan berbagai pernyataan tersebut diviralkan oleh para buzzer bayaran. Namun saya tetap bertekad harus pulang, karena Indonesia adalah tanah air saya dan negeri saya tercinta, serta medan juang saya untuk membela agama, bangsa dan negara, apapun risikonya," kata Habib Rizieq dengan tekanan nada.
Dalam pengasingan itu, Habib Rizieq yang tertahan di Mekkah kerap mendapat teror. Mulai dari tuduhan menggunakan KTP palsu saat berada di Saudi Arabia, hingga dipasangi bendera ISIS di tempat tinggal sementara di Mekkah.
"Dan saya juga pernah ditangkap polisi di tengah jalan tanpa sebab yang jelas di hadapan Istri dan putri-putri saya, serta puncaknya ada pemasangan Bendera Hitam ISIS di dinding luar Rumah tinggal saya di Kota Suci Mekkah, sehingga saya ditangkap dan diborgol tangan mau punkaki serta ditutup mata dengan kain, lalu ditahan di sel penjara politik Saudi," pungkas Habib Rizieq.**
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Nasional |