PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari-April 2021, ekspor non migas ke sepuluh negara tujuan utama memberikan kontribusi sebesar 68,23 persen terhadap total nilai ekspor non migas Riau.
"Dari sepuluh negara tujuan utama, lima diantaranya memberikan kontribusi terbesar. Tiongkok menjadi negara yang paling banyak memberikan kontribusi," ujar Kepala BPS Riau, Misfaruddin, Sabtu (20/4/2021).
Ia merincikan, 5 negara yang memberikan kontribusi terbesar adalah Tiongkok US$ 1,10 miliar (20,25 persen), selanjutnya India US$ 750,11 juta (13,87 persen), Malaysia US$ 309,56 juta (5,73 persen), Belanda US$ 283,00 juta (5,23 persen), dan Bangladesh US$ 262,92 juta (4,86 persen).
"Adapun kontribusi kelimanya mencapai 49,95 persen sedangkan lima negara lainnya memberikan kontribusi sebesar 18,28 persen," cakapnya.
Disampaikan Misfaruddin lagi, dari 10 negara terbesar tujuan ekspor non migas bulan April 2021 dibanding bulan Maret 2021, masing-masing sebanyak 5 negara mengalami penurunan dan mengalami kenaikan. Penurunan terbesar terjadi pada ekspor ke negara India sebesar US$ 97,61 juta, Pakistan US$ 54,60 juta, dan Bangladesh US$ 15,45 juta.
"Sedangkan kenaikan ekspor terbesar terjadi ke negara Tiongkok sebesar US$ 37,40 juta, Belanda US$ 11,73 juta, dan Vietnam US$ 11,16 juta," sebutnya.
Untuk ekspor non migas mengalami kenaikan sebesar 33,55 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor industri sebesar 33,76 persen, dan ekspor pertanian sebesar 17,54 persen, dibanding periode yang sama tahun 2020.
"Dilihat dari kontribusinya terhadap total nilai ekspor pada Januari-April 2021, ekspor non migas memberikan kontribusi sebesar 89,48 persen, sedangkan ekspor migas 10,52 persen. Besarnya peranan sektor non migas didukung oleh peran sektor industri sebesar 88,45 persen," sebutnya.